Sejumlah anggota polisi Sabhara lengkap dengan senjata berjaga saat mengawal olah TKP di sebuah kandang peternakan ayam milik terduga anggota jaringan Nur Rohman di Gedong Jetis, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (26/7). Densus 88 melakukan olah TKP di sebuah area kandang peternakan ayam yang diduga sebagai tempat tinggal Nur Rohman, untuk pengembangan terduga jaringan terorisme Nur Rohman pelaku kasus bom bunuh diri di Mapolresta Solo beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho/foc/16.

Mataram, Aktual.com – Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Islami, Syeikh Abdullah bin Abdul Muhsin Al Turki, mengatakan konferensi ulama internasional bertajuk Islam Wasathiyah telah melahirkan berbagai macam rekomendasi dan pemikiran agar seluruh umat Islam di dunia bersatu mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme.

“Para ulama telah memberikan rekomendasi yang tepat. Saatnya kita mengaplikasikan ajaran Islam dengan benar. MUI punya program komperehensif untuk mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme sesuai dengan ajaran Ahli Sunnah wal Jamaah dan ulama terdahulu dan empat pendiri mazhab,” kata Syeikh Abdullah bin Abdul Muhsin Al Turki saat penutupan Konferensi Ulama Internasional di Lombok Barat, NTB, Senin (7/8).

Ia mengatakan, para ulama yang terdiri dari 13 negara mengecam tindakan terorisme dan sektarianisme. Pasalnya, hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam yang diajarkan Nabi Muhamad SAW. Terlebih, ajaran Ahli Sunnah wal Jamaah juga melarang adanya tindakan terorisme dan sektarianisme.

Karena itu, ia menyatakan Konferensi Ulama Internasional yang mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme di NTB ini merupakan kegiatan percontohan pertama di Indonesia.

Umat Islam Indonesia harus mampu menghadapi bahaya tindakan terorisme dan sektarianisme. Sebab, ajaran yang menyimpang tersebut kini telah menjadi penyakit dunia.

“Pencegahan dan bahaya terorisme dan sektarianisme harus disebarluaskan agar masyarakat tahu, jangan berhenti di sini dan diadakan lagi untuk aliran sesat dicarikan dengan masalah tersebut,” tegas Syeikh Abdullah bin Abdul Muhsin Al Turki.

Konferensi yang berlangsung sejak 30 Juli hingga 1 Agustus ini digelar atas kerja sama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Rabithoh Al Alam Al Islami atau Liga Dunia Islam. Rabithoh Al Aalam Al Islami sendiri merupakan lembaga Islam non pemerintah yang didirikan di Mekah, Arab Saudi pada Mei 1962.

Sementara Gubernur NTB TGH Muhamad Zainul Majdi, mengatakan NTB yang masyarakatanya banyak memeluk agama Islam harus berperan aktif dalam mendukung perkembangan dakwah Islam di Indonesia.

“Pedoman dan tuntutan hidup akan bermanfaat apabila diamalkan. Masyarakat NTB harus ikut memberi kontribusi bagi perkembangan dakwah di Indonesia,” ucap gubernur.

Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia AM Fachir meminta apa yang sudah dihasilkan dan direkomendasikan dalam konferensi ulama tersebut dapat implementasikan dan ditindaklanjuti.

“Apa yang sudah di rekomendasikan dalam deklarasi Lombok segera di sosialisasikan sehingga masyarakat juga tahu,” katanya.(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara