Syekh Abdul Mun,iem bin Abdul Azis bin Muhammad Shidiq Al Ghumary Al Hasani didampingi Khodim Zawiyah Arraudhah Al Akh Muhammad Danial Nafis bertemu Sekjen PBNU Helmi faizal Zaeni di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (2/5). Sebelum berkunjung ke PBNU, Syekh Abdul Mu'iem mengisi Seminar Nasional bertajuk
Syekh Abdul Mun,iem bin Abdul Azis bin Muhammad Shidiq Al Ghumary Al Hasani didampingi Khodim Zawiyah Arraudhah Al Akh Muhammad Danial Nafis saat bertemu Sekjen PBNU Helmi faizal Zaeni di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (2/5). Sebelum berkunjung ke PBNU, Syekh Abdul Mu'iem mengisi Seminar Nasional bertajuk "Peran Keluarga Ghumari dalam membentengi Sunnah Nabawiyah" di Aula Prof. Dr. Partosentono, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Banten. AKTUAL/Warnoto

Jakarta, Aktual.com – Dalam kunjungannya ke kantor PBNU, Syekh Abdul Mun’im bin Abdul Aziz diterima oleh Sekjen PBNU Ir.Helmy Faishal Zaini dan ketua PBNU Dr.KH. Marsudi Shuhud di gedung PBNU Jl.Kramat Raya Jakarta Timur.

Syekh Abdul Mun’im mengingatkan akan peran tasawuf sebagai “safety belt” kebangsaan.

“Karena tasawuf adalah akhlak, dan proses bernegara membutuhkan akhlak yang baik, maka dari itu tasawuf diperlukan.” katanya, Selasa (2/5) ditulis Rabu (3/5).

Dalam silaturahmi singkat ini juga Maulana Syekh menceritakan tentang citra mahasiswa Indonesia di Maroko yang dianggap paling beretika dan memiliki akhlak yang baik, dan bahkan lebih baik dari penduduk pribumi.

Kedua belah pihak sepakat akan bahayanya paham salafi-wahabi yang seringkali menjadi instrumen radikalisme di berbagai tempat.

Di akhir sesi, Syekh Abdul Mun’im memberikan cendramata kepada pengurus PBNU berupa dua kitab karangan Syekh Abdullah bin Shiddiq al-Ghumari yaitu al-I’lam bi anna Attasawwuf min Syariati al-Islam dan kitab Ithaf al-Adzkiya bi jawazi Attawassul bi al-Anbiya wa al-Auliya.

Laporan: Mabda Dzikara

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid