Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Dikisahkan dalam kitab Addrurar Annaqiyah karya Syekh Abdullah bin Muhammad Shiddiq Al-Ghumari bahwa pada saat Perancis menjajah Maroko dengan tangan besi, Syekh Muhammad bin Shiddiq selalu menjadi garda terdepan dalam mengecam penjajahan yang dilakukan tersebut.

Kala itu, penduduk Maroko yang ingin melakukan perjalanan keluar Maroko, semisal ke Mesir atau negara Arab lainnya harus terlebih dahulu mendapatkan izin kunjungan (visa) dari pemerintah Perancis.

Hal ini berarti, setiap penduduk yang ingin keluar Maroko harus terlebih dahulu pergi ke Perancis sebelum melakukan perjalanan ke tempat lain. Dan hal ini tentunya sangat menyusahkan dan memberatkan bagi para penduduk.

Dalam kondisi yang demikian sulit, Syekh Muhammad Shiddiq Al-Ghumari dengan karomah yang Allah Swt diberikan kepadanya tetap bisa melakukan perjalanan dari Tangier di Kota Maroko untuk menghadiri acara muktamar/ konferensi Islam di Mesir.

Bahkan beliau pada waktu yang bersamaan dapat memberangkatkan keempat putranya; Sayyid Abdullah; Sayyid Abdul Azis; dan Sayyid Mohamed Zamzami dengan tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada pemerintah Perancis.

Lain waktu, dikisahkan, pada saat Abdul Karim Al-Raifi memipin revolusi atau pemberontakan terhadap penjajah Preancis dan Spanyol di Maroko, Syekh Muhammad menyerukan kepada murid-murid beliau untuk membantu berjuang melawan penjajah bersama para pasukan pemberontak.

Disebutkan bahwa murid-murid beliau yang terlibat dalam perjuangan tersebut tidak kurang dari lima ribu orang. Dan dengan izin Allah SWT, pemberontakan tersebut mendapatkan kemenangan.

Pada saat itu pula, Syekh Muhammad juga meminta kepada salah seorang temannya yang berprofesi sebagai dokter yaitu Al-Mahbub untuk dapat membantu secara medis para mujahid yang terluka di desa Raifi.

Dalam perjalanan tersebut, al-Mahbub harus melewati koridor yang amat membahayakan dan menakutkan karena jalur itu dijaga oleh banyak tentara Spanyol yang hilir mudik (melakukan sweeping pada pemberontak).

Namun dengan izin Allah SWT, Al-Mahbub dan para murid beliau diberikan kemudahan sehingga dapat selamat sampai tujuan dan berhasil menjalankan tugasnya seperti apa yang diperintahkan oleh Syekh Muhammad.

Laporan: Deden Sajidin

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid