Nabi Musa AS meminta kepada Allah agar dilancarkan dalam berdakwah kepada Fir’aun dan kaumnya sehingga bisa menang dalam berhujjah menghapinya sebagaimana dalam firman Allah:

“وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي”

Artinya: “Dan lepaskanlah ikatan pada lesanku, sehingga mereka memahami akan perkataanku ”(QS. Taha: 27,28).

Dan Allah telah jadikan lesan baginda Nabi SAW sebagai wasilah agar Al Qur’an yang merupakan al hujjah al balighah (hujjah yang sangat kuat) bisa menjadi mudah untuk ummatnya, yang jikalau tidak ada lesan baginda Nabi SAW maka Al Qur’an ini tidak akan mudah menjadi petunjuk bagi manusia. Sebagaimana Allah berfirman:

“فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ “

Artinya: “Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an itu dengan perantara lesan engkau wahai Muhammad “(QS. Maryam: 97).

Nabi Musa AS meminta kepada Allah agar dikirimkan seorang Nabi untuk membantunya sehingga meringankan beban dakwahnya, kemudian Allah pun kabulkan dengan menjadikan Harun AS sebagai seorang Nabi. Sebagaimana Allah berfirman:

“وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي”

Artinya: “Dan jadikanlah seorang penolong bagiku dari keluargaku “(QS. Taha:29).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid