Syekh Yusri menambahkan, bahwa Kehendak Allah Swt selalu disertai oleh hikmah, akan tetapi bukanlah hikmah itu yang mengatur terhadap fi’lullah (perbuatan Allah Swt), sehingga tidak dikatakan bahwa hikmah itu sebagai pendorong terhadap kehendak Allah Swt.
Maka dari itulah Allah Swt mensyariatkan kepada kita dengan ibadah-ibadah yang kita tidak tahu hikmahnya, atau yang disebut dengan ta’abbudi (semata-mata bentuk penghambaan diri kepadaNya).
Seperti halnya shalat, mengapa lima waktu dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda, akan tetapi baginda bersabda:
“وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى”
Artinya : “Dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku melaksanakan shalat”(HR. Bukhari).
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid