Thufail pun RA berputus asa akan hidayah mereka, sehingga mengadu kepada baginda Nabi SAW untuk berdo’a agar mereka dihancurkan saja. Sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkannya
“يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ دَوْسًا قَدْ عَصَتْ وَأَبَتْ فَادْعُ اللَّهَ عَلَيْهَا فَظَنَّ النَّاسُ أَنَّهُ يَدْعُو عَلَيْهِمْ فَقَالَ اللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا وَأْتِ بِهِمْ ”
Artinya: “Wahai Rasulallah, sesungguhnya kabilah Daus telah durhaka dan membangkang, maka berdoalah untuk kehancuran mereka. Kemudian para sahabat mengira baginda Nabi akan berdoa agar mereka dihancurkan, akan tetapi baginda berdo’a : ya Allah, berikanlah petunjuk kepada qabilah Daus, dan datangkanlah mereka (kepadaku)”(HR. Bukhari).
Akan tetapi baginda Nabi SAW justru memintakan hidayah kepada Allah untuk mereka, sehingga dengan do’a baginda Nabi, ketika Thufail datang untuk berdakwah yang kedua kalinya, ternyata mereka sudah mendapatkan hidayah Allah dan menunggu kehadiran utusan Rasulullah untuk mengajarkan agamanya. Hingga akhirnya mereka mendapatkan kemulian berkat do’a baginda SAW untuk menjadi para sahabatnya.
Syekh Yusri menambahkan, bahwa baginda Nabi SAW akan mendoakan sebuah kaum yang musyrik agar diberikan hidayah oleh Allah Ta’ala ketika baginda Nabi tahu bahwa mereka adalah ahlul hidayah, seperti halnya dalam kisah ini.
Sebagaimana baginda juga pernah mendo’akan kehancuran untuk beberapa orang kafir quraisy yang memang baginda Nabi tahu bahwa mereka sudah dinash untuk menjadi penghuni neraka. Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dalam shahihnya:
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid