Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Kairo, Aktual.com – Pada sebuah majelis hikam al Atho’iyyahnya, Syekh Yusri hafidzahullah menjelaskan tentang masalah dosa. Beliau mengatakan, bahwasanya dosa itu ada dua macam, yaitu dosa besar dan dosa kecil.

Sebagaimana disebutkan Al Qur’an, Allah berfirman:

“ اَلَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشِ إِلَّا الَّلَمَم “

Artinya: “Yaitu mereka orang-orang yang selalu menjauhi dosa besar kecuali dosa kecil “(QS. An Najm : 32).

Dosa besar adalah dosa dimana pelakunya diancam dengan siksa, atau ada had jika melakukannya ataupun laknat dari Allah SWT atau dari Nabi Muhammada SAW.

Hal ini adalah jika kita lihat dari segi dzahir syati’atnya. Adapun kalau kita melihat dari maqom Dzat yang dimaksiati yaitu Allah Ta’ala, maka semuanya adalah besar.

Karena seorang hamba telah melanggar peraturan yang dibuat oleh Dzat yang telah menciptakannya, Dia adalah Dzat yang amat pedih siksanya, sebaimana Dia adalah Dzat yang Maha Melihat. Allah berfirman:

“وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ“

Artinya: “Dan barang siapa yang melakukan kejelekan sekecil atompun, maka Allah akan melihatnya“(QS. Az Zalzalah : 8).

Syekh yusri menambahkan, apabila kita melihat rahmat Allah kepada kita, karunia serta nikmatnya, maka tidaklah ada yang namanya dosa besar. Salah satu bentuk dari rahmat Allah itu adalah Allah mengampuni segala dosa hambanya, meskipun dosa besar dilakukannya, kecuali dosa menyekutukanNya.

Allah telah berfirman:

“إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ“

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidaklah mengampuni dosa syirik kepadaNya, dan mengampuni segala dosa selainnya kepada siapa yang Allah kehendaki“( QS. An Nisa : 48).

Maka dari itu, seorang mukmin hendaklah berada diantara dua sayap khauf (rasa takut kepada Allah ) dan roja (rasa harap kepada rahmat Allah). Sebagaimana dirinya mengenal Allah Dzat yang Jamal (Indah ) begitu pula melihat Allah Dzat yang Jalal (Agung ).

Sebagaimana para ulama juga mengatakan “ اَلْمُؤْمِنُ كَالطّائِرِ بَيْنَ جَنَاحَيْهَ “, yang artinya “ seorang mukmin itu seperti burung diantara dua sayapnya (yaitu sayap khauf dan sayap roja’).

Syekh Yusri mengatakan, jikalau sifat Al ‘Adl (sifat Adil Allah ) itu nampak kepada orang yang Allah benci, maka hilanglah semua kebaikannya, dan dosa kecil yang ia perbuatpun menjadi dosa besar, karena sesungguhnya Allah itu menyiksa terhadap sekecil apapun dosa itu dengan sifat Adilnya.

Adapun sifat Al Fadhl (karunia ) Allah ketika nampak kepada hamba yang Allah cintai maka hilanglah semua kejelekanya, dan diganti dengan segala kebaikan untuknya. Sebagaimana Allah berfirman:

“أُولّئِكَ يُبَدِّلُ اللهٌ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ“

Artinya: “Mereka (orang-orang yang bertaubat , beriman dan beramal salih ) telah Allah ganti kejelekan-mereka dengan kebaikan “(QS. Al Furqon : 70 ).

Maka dari itu, Imam As Syadzuli dalam salah satu hizibnya berdo’a yang isinya

“ اللهُمَّ اجْعَلْ سَيّئَاتِنَا سَيِّئَاتِ مَنْ أَحْبَبْتَ, وَلَا تَجْعَلْ حَسَنَاتِنَا حَسَنَاتِ مَن أَبْغَضْتَ , فَالْإِحْسِانُ لَا يَنْفَعُ مَعَ الْبُغْضِ مِنْكَ , وَاْلإِسَاءَةُ لَا تَضُرُّ مَعَ الْحُبِّ مِنْكَ”

Artinya: “Ya Allah jadikanlah kejelekan-kejelekanku ini sebagai kejelekanya orang yang engkau cintai, dan janganlah jadikan kebaikanku ini sebagai kebaikannya orang yang Engkau murkai, karena sesungguhnya kebaikan itu tidak ada manfaatnya jika disertai dengan kemurkaanMu, dan kejelekan itu tidah ada kemadhorotanya jika disertai dengan kecintaamu“. Allahu ‘Alam

Laporan: Abdullah AlYusriy

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid