Mereka mensifati Allah dengan sifat maklhuknya, mengatakan Allah memiliki tangan, memiliki betis. Mereka mengatakan Allah berada di langit dan lain sebagainya, kemudian mereka berperisaikan dengan balkafah (بلكفة أي بلا كيف) yaitu “ tanpa kita tahu bagaimana ”. Allah duduk tetapi tidak duduk seperti kita.

Allah memiliki tangan akan tetapi tidak seperti tangan kita. Allah turun dari langit pada sepertiga malam yang terakhir tapi turunnya tidak seperti kita. Allah memiliki betis tetapi tidak seperti betis kita. Mereka adalah golongan mujassimah jikalau tidak mengatakan balkafah.

Jikalau ayat ini dimaknai bahwa Allah itu duduk di atas ‘arsynya, maka itu artinya menyamakan Allah dengan maklhukNya dari tiga segi. Yang pertama adalah mensifataiNya dengan duduk, dan kedua adalah menjadikan Allah butuh kepada ‘arsy tersebut, serta yang ketiga menentukan dimana posisi Allah.

Dimana sifat duduk, membutuhkan tempat duduk dan Allah ada disebuah arah, semua ini adalah merupakan sifat makhlukNya. Allah adalah Maha Suci dari menyerupai makhlukNya, dan Maha Suci Allah dari membutuhkan kepada selainNya.

Allah berfiman:

“لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ”

Artinya: “Tidaklah ada sesuatu yang menyerupaiNya “. Sebagaimana Allah juga berfirman “اللَّهُ الصَّمَد ” yang artinya “ Allah adalah Maha yang dibutuhkan oleh makhlukNya, dan tidak butuh kepada selainNya”(QS. Al Ikhlas :2).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid