Baginda mengajarkan akan makna kebahagiaan ini sesuai dengan pandangannya seorang Nabi, seorang utusan Allah Dzat yang mengetahui akan kemaslahatan hambaNya. Kebahagiaan itu adalah ada pada makna keridhaan, yaitu ridha terhadap segala sesuatu yang telah Allah tuliskan untuk kita.

Ridha terhadap apapun yang terjadi kepada kita, dengan qodho dan taqdirNya. Keridhaan adalah merupakan hasil dari sebuah keimanan dari seorang yang beriman kepada Tuhan yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang terbaik untuk hambaNya.

Ketika seorang mukmin diberi karunia sebuah kenikmatan oleh Allah Ta’ala, maka hendaknya dirinya ridha dengan menggunakan kenikmataan itu pada hal yang Allah ridhai.

Dan ketika seorang itu diberi cobaan olehNya, maka hendaknya ridha terhadap cobaan ini, yaitu dengan bersabar, sehingga dirinya mendapatkan pahala yang tidak ada batasnya. Allah telah berfirman:

“إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ”

artinya: “Sesungguhnya Allah memberikan pahalanya orang-orang yang bersabar dengan tanpa batas “(QS. Az Zumar:10).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid