Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri dalam pengajian tafsirnya menjelaskan bahwa gelar “Imam” adalah merupakan julukan kehormatan yang telah diberikan oleh Allah kepada hambaNya.
Yang diantaranya adalah Abu Al Anbiya (Bapak dari para Nabi) yaitu Nabi Ibrahim AS, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
” وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ ”
Artinya: “Dan ketika Tuhan Ibrahim memberikan ujian kepadanya, maka dia pun mampu menyempurnakannya. Allah berkata: “sesungguhnya Kami telah menjadikanmu sebagai imam bagi manusia”. Ibrahim berkata: “dan (apakah) dari keturunanku juga?”. Allah menjawab:” Janjiku (menjadikan seorang sebagai imam) tidak akan diberikan kepada orang-orang yang dzalim”(QS. AlBaqarah:124).
Inilah makna penyempurnaan Nabi Ibrahim terhadap kalimat Allah : ” sesungguhnya Kami telah menjadikanmu sebagai imam bagi manusia”. Imamah adalah merupakan anugerah Allah kepada hambanya yang dikehendaki, sama seperti halnya nubuwwah (kenabian) dan risalah (kerasulan).
Jadi bukanlah merupakan sebuah perestasi yang diraih atas dasar kerja keras dan usaha, serta jenjang pendidikan tertentu, kemudian seseorang itu mendapatkan julukan sang imam ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid