“فَيَقُولُونَ رَبِّ فِيهِمْ فُلاَنٌ عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ قَالَ فَيَقُولُ وَلَهُ غَفَرْتُ هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ”

Artinya “Para malaikat berkata; ‘Ya Allah, di dalam majelis mereka itu ada seorang hamba yang berdosa dan kebetulan hanya lewat lalu duduk bersama mereka.’ Maka Allah menjawab: ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya Aku telah mengampuni orang tersebut. Mereka itu adalah suatu kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka” (HR. Muslim).

Disamping itu juga kecintaan seseorang kepada orang-orang yang shalih itu bisa mendatangkan manfaat baginya karena seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya sebagaimana Nabi SAW bersabda:

“عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ”

Artinya: “Seseorang akan berkumpul dengan siapa yang dicintainya” (HR. Bukhari)

Adapun dzikir terbagi menjadi dua bagian, dzikir hati dan dzikir lisan. Adapun dzikir lisan terbagi menjadi dua, pertama ialah dzikir mahd (duduk sendiri dalam berdzikir) seperti membaca al-quran, bertasbih, membaca tahlil, tahmid dan bershalawat pada Nabi.

Yang kedua disebut syara’ (mengajarkan kepada yang lain) seperti mengajak kepada amar makruf dan nahi munkar, mengajarkan orang membaca atau menghafal al-quran.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid