Selagi baginda Nabi hanya sebagai penyampai rahmat Allah ini, maka baginda akan selalu membutuhkan Allah Ta’ala, sebagaimana sabda baginda:

“وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِى”

Artinya: “Dan sesungguhnya saya adalah hanya pembagi, adapun Allah adalah Dzat yang memberi “(HR. Bukhari).

Ini adalah yang dimaksudkan pada maka shalawat Allah atas baginda Nabi SAW, yaitu Allah memberikan madad rahmatNya kepada baginda lalu disebarkan kepada seluruh makhlukNya.

Adapun makhluk yang mendapatkan rahmat ini melalui baginda Nabi adalah mencakup semua jenisnya, manusia, malaikat, jin, alam semesta, ‘arsy, langit, bumi dan lain sebagainya.

Bahkan syaitan pun mendapatkan bagian dari rahmat ini, karena merupakan bagian dari makhluk Allah. Akan tetapi rahmat ini telah diambil lagi setelah dirinya tidak melaksanakan perintah Allah untuk bersujud hormat kepada Nabi Adam AS karena baginda Nabi SAW berada pada tulang punggungnya.

Sebagaiamana dikatakan bahwa makna dari dibelahnya dada baginda Nabi kemudian diambil sesuatu yang ada dalam hatinya, yaitu bagian syaitan dari rahmat Nabi SAW. Hal ini sebagai symbol bahwa syaitan telah dijauhkan dari rahmat Allah yang dibawa oleh baginda Nabi SAW, karena syaitan adalah makhluk terkutuk dan dilaknat selama-lamanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid