Adapun orang yang beriman, mereka memiliki beberapa tingkatan. Diantara mereka yang adalah orang awam, yaitu mereka yang mengetahui cahaya alam semesta ini, akan tetapi tidak melihatNya. Mereka mengetahui dengan akal mereka sehingga beriman kepada Allah Ta’ala.

Mereka adalah orang yang selamat, dengan keimanannya. Kemudian diantara orang mukmin itu, ada yang merupakan ahlu al bidayah ( orang yang mengawali diri untuk menuju wushul kepada Allah). Mereka memulai dengan muroqobah ( merasa diawasi Allah Ta’ala dan mengawasi Nya dengan berdzikir). Sebagaimana di dalam hadits Nabi SAW bersabda:

” الإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ”

Artinya “Al ihsan adalah kamu menyembah Allah seperti kamu melihatNya, meskipun kamu tidak melihatNya, maka sesungguhnya Allah Dzat yang melihatmu”(HR.Bukhari).

Dirinya memiliki pantulan cahaya mata hati, sehingga bisa merasakan “ الله معي الله ناظر إلي الله قادر علي “ yaitu “ Allah selalu bersamaku, Allah Maha Melihatku, dan Allah Maha Kuasa atasku “.

Sebagaimana Imam As Sary As Saqty guru dari Imam Al Junaid mentarbiahnya untuk mengamalkan kalimat ini sebelum tidur. Imam Al Junaid berkata bahwa dirinya mendapatkan buahnya setelah mengamalkannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid