Karena seandainya saja isra dan mi’raj itu hanya ruh tanpa jasad atau dalam mimpi saja, maka orang-orang tidak akan mengingkarinya, karena hanya sebuah mimpi.

Akan tetapi kata fitnah disini menguatkan bahwa Nabi dalam perjalanan ini adalah secara nyata. Sayyiduna Abu Bakar RA pun adalah orang yang pertama mengimaninya, sehingga mendapatkan julukan As Shiddiq.

Syekh Yusri mengatakan, bahwa isra’ mi’raj baginda Nabi SAW adalah dengan jasad dan ruh dikuatkan dengan beberapa dalil, yang pertama yaitu Allah mengawali ayat isr’a ini dengan kata “ سبحان” yang menunjukkan kekuasaan Allah, untuk mengisra’ mi’rajkan NabiNya dengan ruh dan jasad.

Seperti ekspresi umat islam ketika melihat atau mendengar sesuatu yang mengherankan, maka dia akan bertasbih mengatakan Subhanallah.

Yang kedua adalah Allah menyebutkan dengan kata “ عبده” yang artinya “ hambanya”, dimana kata ini tidaklah disebutkan kecuali kepada jasad. Allah tidak menyebutkan dengan kata “ruh” misalkan, sehingga kita pahami bahwa isra’ mi’raj ini adalah dengan jasad dan ruhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid