Jakarta, Aktual.com – Dalam khutbah pengajian yang digelar di masjid Al Asyraf Muqattom Cairo Mesir, Syekh Yusri Rusydi mengatakan bahwa hak Allah SWT atasmu adalah engkau tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Karena jika engkau demikian maka adalah hakmu untuk tidak Ia siksa dan tidak dimasukkan ke neraka.
Dikatakan Syekh Yusri bahwa Tauhid (mengesakan Allah SWT) adalah hak-Nya dari seorang hamba dan hak seorang hamba apabila memuhi hak Allah SWT tersebut maka dia akan terbebas dari siksa dan akan masuk ke surga.
Syekh Yusri juga mengatakan bahwa jika engkau meyakini keesaan-Nya yakni dengan mencermati alam semesta, niscaya tidak akan kamu temukan apapun yang ada di alam ini kecuali tanda-tanda kekuasan kehendak-Nya. Yang ada di alam ini tak lain hanyalah tapak perbuatan dan hasil penciptaan-Nya. Oleh karenanya jika ada yang bertanya kepadamu dalil tentang keberadaan Allah SWT, maka jawablah :
”bahwa dalil adanya Allah SWT adalah diriku” aku adalah makhluk (ciptaan) dan setiap makhluq (ciptaan) tidak mungkin tercipta tanpa adanya peran Khaliq (pencipta), tidak ada manusia/seorang (makhluq) pun yang mengaku bahwa ia telah menciptakan dirinya sendiri. Adakah disana (semesta alam) wujud (makhluq) tanpa yang mengadakan? Atau adakah hasil perbuatan tanpa ada yang berbuat? Dan atau adakah sesuatu yang bergerak tanpa ada yang menggerakan? Dimanaka akal-akal (mereka yang tidak beriman kepada Allah SWT)?
Dengan sangat mudah akal bisa memahami bahwa dibalik suatu perbuatan pasti ada yang membuat, walaupun yang membuat perbuatan tersebut tidak dapat terlihat. (Baca: Syekh Yusri: Mengenal Allah dengan Ketaqwaan)
Allah SWT menciptakan alam dan mengaturnya agar terus bergerak supaya engkau faham bahwa dibalik semua itu ada Yang Maha Penggerak, dan alam ini keadaanya berubah-ubah agar engkau sadar bahwa di atas semua itu ada Dzat Yang Maha Mengendalikan setiap perubahan, sedang Dia Maha Tetap tidak pernah mengalami perubahan.
Di awali dari memperhatikan dirimu sendiri sampai sekecil apapun yang ada di semesta, semuanya menunjukan bahwa ada Sang Pencipta bagi setiap keberadaan dan kejadian di alam ini.
Oleh karenanya, yang mencukupkamu adalah Sang Khaliq bukan makhluq, Sang Razzaq (Pemberi Rezeki) bukan marzuqin (makhluq yang mendapat rezeki) dan yang menentramkanmu adalah Al Qahir (Maha Pengendali) bukan al maqhurin (orang-orang yang dikendalikan Allah SWT) bersandarlah kepada Allah Tuhan semesta alam. (baca : Syekh Yusri: Mengenal Allah dan Rasul-Nya)
Kenalilah Allah SWT dari setiap wujud dan kejadian di alam ini, apabila engkau telah merasakan kehadiran kekuasaan-Nya pada setiap sesuatu berarti derajat keimananmu meningkat dari iman kepada Yang Ghaib menjadi iman dalam tingkatan syuhud (menyaksikan kekuasaan-Nya dalam setiap sesuatu) dan makrifat berdasarkan dalil dan burhan, sehingga keimananmu tidak akan dapat tergoyahkan oleh siapapun.
Apabila ada yang berkata bahwa: “Allah SWT itu tidak ada karena Dia tidak terlihat”, maka katakanlah olehmu kepadanya : “apa betul Allah SWT itu ghaib sampai kamu tidak dapat melihat-Nya?” justru Allah SWT maha Dzahir (Tampak jelas) keberadan-Nya, kekuasaan dan perbuatan-Nya sungguh jelas tampak pada setiap sesuatu dengan penuh hikmah dan ukuran yang sempurna.
Dialah Adz-Dhahir (Yang Maha Dzahir/tampak), tiada sesuatu pun yang dapat mengungguli-Nya, dan Dia Al Bathin (Yang Maha Bathin/tersembunyi,) tiada sesuatu pun yang dapat menghalangi-Nya. Keberadaan Dzat-Nya yang khafa ( tak terjangkau oleh pandangan mata kepala) merupakan bagian dari pengaruh syiddat adz-dzuhur (penampakan-Nya yang sangat kuat) sehingga kuatnya penampakan Allah SWT menjadi hijab tersendiri bagi setiap pandangan, karena Ia Al Qahir (Maha Penakluk dan Maha Mengendalikan), firman-Nya:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
“Dan Dialah Al Qahir (yang berkuasa mengendalikan/menundukan) atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” (QS:Al An’am/6 ayat 18)
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“dan Kami (Allah) lebih dekat kepadanya (manusia) daripada urat lehernya” (QS:Qaaf/50 ayat 16)
Meskipun dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa Allah SWT lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri, namun kita tidak akan mampu melihat-Nya karena Allah SWT Maha Al Qahir yang memaksa menundukan, mengendalikan dan membatasi setiap kemampuan makhluq-Nya tak terkecuali panca indera kita.
Dengan demikian hanya akal sehatmu yang dapat mengenali dan menyimpulkan dengan pasti bahwa Allah SWT pasti ada-Nya.[Deden Sajidin]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid