Akan tetapi Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah dengan penuh keteguhan hati.Dalam suatu riwayat menggunakan tasydid pada kata “بِالْقَدُّوم” yang berarti sebuah nama kota yang berada di Iraq atau di Syam.

Diantara cobaan yang lain adalah Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menghadapi semua orang kafir dengan segala macam kekafirannya pada masa itu. Nabi Ibrahim AS menghadap kepada pamannya yaitu Azar yang menyembah berhala dan berkata:

“أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ ”

Artinya: “Apakah kamu menjadikan berhala-berhala itu sebagai Tuhan, sesungguhnya saya melihat kamu beserta kaummu adalah berada dalam kesesatan yang sangat “(QS. Al An’am : 74).

Pertanyaan Ibrahim kepada pamannya adalah pertanyaan orang yang mengingkari terhadap perbuatannya dan sekaligus mencelanya. Begitu pula Nabi Ibrahim menghadap kepada para penyembah bintang-bintang di langit, dan berkata:

“قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ ”

Artinya “ apakah ini (bintang) adalah Tuhanku?. Maka ketika bintang itu sudah terbenam, Ibrahim berkata (kepada mereka) : “saya tidak suka kepada bintang (Tuhan) yang menghilang “(QS. Al An’am : 76).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid