Melihat hal itu, Andreas bergegas menuju motor yang diparkirnya di belakang pos lalu lintas tanpa sempat memakai kembali seragamnya. Tiga satpam WBL yang turut menyaksikan peristiwa itu juga tidak tinggal diam dan berusaha mengejar pelaku dengan berlari.

Namun, pelaku sudah jauh. Andreas mempercepat laju kendaraannya sebelum kehilangan pelaku. Dalam jarak 3-4 km dari pos, ia menemukan dua orang berboncengan yang ciri-cirinya sama dengan pelaku, yakni penumpang belakang memakai helm teropong.

“Sampai di situ, saya hentikan, saya pepet, saya jelaskan saya anggota Polres Lamongan. Saya suruh berhenti, tetapi dia tidak mau berhenti,” tutur dia, mengenang.

Alih-alih menuruti permintaan polisi yang mengejarnya, pelaku yang membonceng justru mengeluarkan ketapel dari dalam tasnya.Ia menggunakan kelereng sebagai peluru yang ditembakkan dengan ketapel.

Tembakan pertama mengenai dada Andreas sehingga ia memilih membangun jarak dengan pelaku, apalagi dia memakai helm dengan kaca terbuka karena malam hari. Pelaku tetap melancarkan aksinya dan menembakkan tiga kali kelereng dengan sasaran kepala. Tiga-tiganya meleset.

Lemparan keempat, kelereng itu mengenai mata kanan Andreas. Berdarah, mata sebelah kanannya pun sudah gelap, tidak lagi menangkap pantulan bayangan objek.

Artikel ini ditulis oleh: