Jakarta, Aktual.co —Setelah sebelumnya mengakui persiapan antisipasi banjir di Jakarta meleset, Plt Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menambah lagi jumlah ‘program meleset’ Pemprov DKI di tahun 2014. Yakni di pencapaian target pajak DKI tahun 2014. 
Untuk soal ini, Ahok menuding ada ‘permainan’ antara oknum petugas pajak dan pengusaha untuk mengatur setoran pajak.
“Selama ini dia (pengusaha) main sama oknum di pajak. Yakni dengan tawar menawar jumlah setoran pajak. Tahun ini lu mau setor berapa nih pajaknya, kaya gitu. Jadi sebenernya pajak bisa capai target, tapi mereka aja yang ngga mau capai target,” tuding Ahok di Balaikota DKI, Rabu (5/11).
Faktor lain yang jadi penyebab melesetnya target pendapatan pajak ada di penerapan pajak restoran. 
Sistem online untuk pembayaran pajak restoran menurut Ahok belum maksimal. Karena Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPPD) di tingkat kecamatan tidak berfungsi dengan baik dalam melakukan pendataan jumlah restoran. Sehingga data jumlah restoran tidak sesuai dengan jumlah sesungguhnya di lapangan. 
“Masa nggak tahu berapa sih restoran satu kecamatan, ini mungkin mereka selama ini memeras,” ujarnya.
Ditegaskan Ahok, permainan yang dilakukan oleh oknum petugas pajak dengan pihak pengusaha adalah salah satu bentuk korupsi. 
Oleh karena itu ia akan memperketat aturan dan terus mengawasi pelayanan pajak daerah. Serta menindak tegas para oknum petugas pajak dan pengusaha yang bermain.
“Dia terima duit orang bukan duit dia tapi dia ngga setor ke pemerintah. Karena ini perintah presiden semua pajak harus diterima dengan penuh. Kalau dia main sampai tahun depan kita tangkap karena korupsi. Aku di rapat pimpinan (rapim) juga udah ngancem kok kalau mereka masih main saya gak ada ampun. Mau 0,01 persen pun saya gak mau bocor. Ngga mau tau lagi, kalau pajak masih main maka yang main kita tangkepin,” ujarnya.
Sebagai informasi, Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta, Iwan Setiawandi, memastikan pencapaian target pajak tidak akan mencapai target yang ditetapkan di tahun 2014, sebesar Rp32,5 triliun. 
“Karena sampai triwulan ketiga realisasinya baru mencapai Rp20,1 triliun atau sekitar 62 persen,” ujar Iwan di Jakarta, Jumat (31/10).

Artikel ini ditulis oleh: