Jakarta, Aktual.co — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Konsulat Jenderal RI Osaka menyepakati sinergi untuk menarik investasi sektor maritim dari Jepang yang berada di wilayah Osaka dan sekitarnya.
Kesepakatan itu dinyatakan Kepala BKPM Franky Sibarani dan Konjen RI Osaka, Wisnu Edi Pratignyo dalam pertemuan di Osaka, Minggu (24/5) malam.
Melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (25/5), Franky mengatakan minat investor Jepang yang berada di wilayah Osaka dan sekitarnya untuk menanamkan modal di Indonesia begitu besar, khususnya di sektor perikanan dan galangan kapal.
“BKPM melalui perwakilan yang ada di Tokyo akan mengintensifkan koordinasi guna memfasilitasi investor-investor tersebut untuk dapat segera berinvestasi di Indonesia,” katanya.
Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan pertemuan tersebut, perwakilan BKPM di Tokyo dan KJRI Osaka akan rutin menggelar forum investor maupun mengunjungi investor di wilayah tersebut yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di Indonesia.
Selama ini, investor wilayah Osaka yang mencari informasi potensi investasi di KJRI Osaka senantiasa diarahkan ke perwakilan BKPM di Tokyo. “Ke depan, kami merencanakan untuk proaktif jemput bola mendatangi investor yang ada di Osaka dan sekitarnya,” ujarnya.
Konjen RI di Osaka Wisnu Edi Pratignyo mengatakan sinergi BKPM dan KJRI Osaka akan menguatkan upaya diplomasi ekonomi yang telah dilakukan selama ini.
Berdasarkan pengalamannya menjajaki potensi investor di wilayah Osaka dan sekitarnya, menurut Edi, investor Jepang memiliki teknologi di sektor maritim yang dapat dimanfaatkan mengembangkan potensi maritim Indonesia.
“Selain itu, kebutuhan terhadap produk olahan berbasis perikanan di Jepang, cukup tinggi. Sementara potensi maritim kita juga besar. Tentu akan bermanfaat sekali apabila perusahaan pengolahan hasil ikan di Osaka ini, dapat menanamkan modalnya dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk produk olahan hasil ikan,” katanya.
Berdasarkan data BKPM, minat investasi Jepang ke Indonesia yang sedang didorong untuk segera memasuki tahap pengajuan izin prinsip sebesar 10,89 miliar dolar AS dari sektor kelistrikan, maritim, pertanian, industri padat karya, dan substitusi impor.
Sementara, minat investasi yang sedang didorong untuk segera memasuki realisasi konstruksi sebesar 4,9 miliar dolar AS dan Rp38,01 triliun. Jumlah tersebut termasuk minat investasi yang disampaikan saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang Maret lalu.
Artikel ini ditulis oleh: