Jakarta, Aktual.com– Abdullah bin Utsman bin Murrah bin Ka’ab atau yang dikenal dengan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan seorang sahabat, pemeluk Islam awal, salah satu khalifat, dan merupakan ayat mertua dari Nabi Muhammad SAW. Karena beliau menikahkan anaknya Siti Aisyah dengan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Lahir di Mina, pada tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H atau 2 tahun setelah tahun gajah. Beliau memiliki julukan Ash-Shiddiq karena pada saat itu Rasulullah SAW kembali dari perjalanan Isra’ wal Mi’raj yang tidak dipercayai oleh kafir Quraisy. Tetapi, Sayyidina Abu Bakar lah yang pertama mempercayainya dan mengimaninya.
Beliau merupakan sosok sahabat yang sangat berhati-hati dalam memasukkan makanan ke dalam tubuhnya. Terdapat sebuah kisah menarik yang menceritakan tentang kehati-hatian beliau terhadap makanan, seperti kisah yang terlah tercatat di dalam kitab Hilyatul auliya’ wa thabaqathu ashfiya’ karangan Syekh Abu Nu’aim al-Ishfahani. Beliau mengutip sebuah kisah yang diriwayatkan dari Zaid bin Arqam:
Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki seorang budak yang berkerja mencari nafkah untuk dirinya. Pada suatu malam, budaknya itu menyuguhinya makanan, lalu Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq memakannya sesuap. Lalu budaknya itu pun bertanya, “Mengapa engkau bertanya kepada di setiap malam (tentang makanan), tetapi kamu tidak bertanya kepadaku pada malam ini?”
Karena dilanda kelaparan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak sempat bertanya tentang makanan tersebut. Kemudian karena diingatkan oleh budaknya beliau bertanya, “Dari mana engkau memperoleh makanan ini?”
“Dahulu aku berpapasan dengan suatu kaum di masa jahiliyah, lalu aku melakukan ruqyah (secara jahiliyah) kepada mereka, dan mereka berjanji akan memberikanku sesuatu. Nah, hari ini aku bertemu dengan mereka lagi, dan ternyata mereka sedang melaksanakan sebuah pesta sehingga mereka pun memberikan ku makanan ini,” Jawab budak tersebut.
Karena makanan tersebut berasal dari kaum jahiliyyah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq memarahi budak tersebut dengan berkata, “Kamu hampir saja menghancurkanku,”.
Kemudian, beliau memasukkan tangannya ke tenggorokan agar dapat memuntahkannya, namun makanan tersebut tak kunjung keluar. Lalu seseorang berkata kepadanya, “Makanan tidak bisa keluar kecuali dengan air.” Lalu ia meminta sebaskom dan meminumnya hingga muntah.
“Semoga Allah merahmatimu. Semua ini hanya demi sesuap makanan?” tanya seorang laki-laki.
“Seandainya ia tidak bisa keluar kecuali dengan nyawaku, niscaya aku akan keluarkan ia.” Jawab Sayyidina Abu Bakar.
Apa yang dilakukan oleh Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq dikarenakan beliau takut terdapat makanan haram yang tumbuh di dalam tubuhnya walaupun hanya sesuap dan beliau teringat sebuah hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, sebagai berikut:
كل جسد نبت من سحت فالنار أولى به
“Setiap jasad yang tumbuh dari makanan yang haram, maka neraka lebih pantas untuknya.”
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra