Rekam jejak seperti itu, akan membuat public merasa tidak ada konsistensi, sehingga sedikit banyaknya akan berpengaruh pada elektabilitasnya di 2024 nanti. Ketika memutuskan bergabung ke kabinet, dua pihak kecewa, pendukungnya dan tentu saja ketidaksukaan dari pendukung Jokowi.
Cecep menilai, banyak pemilih Jokowi ketika di Pilpres sebelumnya beragam, multikultur, beragam etnis dan cenderung mengedepankan keterbukaan dan kampanye non politik identitas, sehingga bebas menentukan siapa yang akan dipilihnya nanti di Pilres 2024.
“Pemilih Jokowi kan beragam, begitu juga kelompok relawannya. Pemilih Jokowi pilih yang sesuai dengan ideologi dan kriteria capres mereka. Apalagi, Jokowi pun kasih kebebasan buat menteri-menterinya nyapres, berarti tidak ada kekhususan arahan untuk pilih capres tertentu,” kata dia, saat dihubungi media, Rabu (8/12/2021).
Yang menarik, berdasar survey Indikator, dalam simulasi pasangan antara Ganjar Pranowo-Erick Thohir mendapat angka 31,1 persen, lebih tinggi dari simulasi Anies Baswedan – Sandiaga Uno sebesar 30,8 persen. Artinya, kombinasi Ganjar Pranowo-Erick Thohir justru lebih diminati oleh masyarakat, termasuk di dalamnya pendukung Jokowi.
Bila Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jawa Tangeh Ganjar Pranowo disandingkan di Pilpres 2024 menjadi sangat kuat sebagaimana temuan suvei tersebut.
“Erick dan Ganjar menarik karena keduanya punya latar belakang berbeda baik secara primordial maupun profesi dimana Ganjar politisi tulen sementara Erick seorang enterpreneur sukses,” kata Cecep.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin