“Melihat sekeliling dari atas Samudera Atlantik semuanya lautan. Tidak ada kapal apapun yang melintas. Benar-benar merasa sendiri hanya ada air yang saya lihat,” katanya.

Tak ada kengerian yang menghinggapi meski ia sendirian di atas langit, di mana di bawahnya terhampar lautan luas. Bahkan ia bergurau berharap dapat melihat bajak laut dari atas udara.
“Tertantang bertemu atau melihat bajak laut dari atas udara,” katanya berkelakar.

Dari sana, ia kemudian mendarat di Kanada. Ia adalah perempuan ke delapan yang berkeliling dunia menggunakan pesawat.

“Ada tujuh perempuan yang pernah berkeliling dunia. Dan saat ini terjadi pada saya, di mana saya jadi wanita ke delapan,” katanya. Shaesta mengaku beruntung berada di Indonesia bertepatan dengan Kemerdekaan Republik Indonesia. Bagi dia suatu kehormatan tersendiri bisa merayakan merayakan Kemerdekaan Indonesia. Ia menilai masyarakat Indonesia sangat ramah. Ikatan kekerabatan di Nusantara di mata Shaesta begitu kuat. Ia berpesan kepada perempuan Indonesia agar tak melulu tergantung pada keadaan.

Menurutnya perempuan Indonesia sangat beruntung. Maka ia berpesan agar perempuan Indonesia harus tangguh, utamanya meraih masa depan.

“Saya mantan imigran, tetapi saya bisa. Perempuan Indonesia harus menjadi diri sendiri. Sangat bangga bagi saya bisa hadir di sini (Indonesia). Dirgahayu Indonesia, merdeka!” pekik Shaesta.

(Reporter: Bobby Andalan)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka