Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma’ruf Amin menyampaikan salah satu tantangan besar umat Islam di tengah arus globalisasi saat ini adalah lemahnya kemandirian umat, akibat rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Wapres mengatakan pentingnya peran berbagai pihak untuk menguatkan kemandirian umat melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pemberdayaan ekonomi, sehingga mampu bersaing secara global.
“Saya kira kemandirian umat itu berarti melakukan penguatan, takwiyatul ummah, terutama di dalam pendidikan maupun ekonomi,” ujar Wapres saat menerima audiensi secara virtual Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat, di Jakarta, Senin (14/2), sebagaimana keterangan tertulis yang diterima dari Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Wakil Presiden.
Wapres mengharapkan DDII yang juga merupakan lembaga pendidikan, terus berperan meningkatkan kemandirian umat melalui peningkatan kualitas pendidikan.
“Kita berharap Dewan Da’wah dapat meningkatkan kualitas pendidikan umat, yang saat ini menjadi tantangan dalam persaingan global,” ujar Wapres.
Di samping itu, kata Wapres, penguatan umat juga harus dilakukan dengan pemberdayaan untuk meningkatkan ekonomi terutama ekonomi syariah.
“Sejalan dengan itu, pemerintah juga sedang mengembangkan penguatan ekonomi dan keuangan syariah supaya sesuai dengan prinsip ajaran Islam,” katanya lagi.
Adapun empat fokus yang menjadi prioritas pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tersebut, kata Wapres, adalah pengembangan industri halal, pengembangan industri keuangan, penguatan dana sosial Islam terutama zakat dan wakaf, dan pengembangan usaha yang berbasis syariah.
“Khusus terkait pemberdayaan umat, saat ini sedang kita coba, pertama melakukan inkubasi atau menumbuhkan pengusaha-pengusaha Muslim di daerah-daerah, kedua melakukan penguatan pengusaha-pengusaha yang sudah ada, dan ketiga melakukan migrasi pengusaha-pengusaha yang masih konvensional kepada syariah,” ujarnya.
Wapres juga mengapresiasi peran aktif DDII dalam menjalankan syiar Islam yang moderat dan toleran. Ulama dunia pun mengakui keberhasilan Indonesia dalam mengelola perbedaan di tengah kehidupan masyarakatnya yang memiliki beragam latar belakang.
“Belum lama ini saya menerima delegasi dari Majelis Hukama Al-Muslimin yang berpusat di Abu Dhabi dan merupakan lembaga perhimpunan cendekiawan Muslim dunia. Mereka mengatakan bahwa kami datang ke Indonesia bukan untuk mengajari orang Indonesia tentang Islam, tetapi kami ingin belajar dari Indonesia terutama bagaimana membangun agama dan menjaga toleransi yang begitu besar,” ujar Wapres lagi.
Lebih jauh, kata Wapres, kala itu Majelis Hukama menyampaikan saat ini bukan saatnya lagi kitab-kitab bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tetapi sebaliknya buku-buku Indonesia yang memuat pemikiran dan pandangan tentang toleransi dan kerukunan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sebagai referensi untuk pengembangan Islam dunia.
“Saya pikir terjadinya ini semua tentu berkat kiprah seluruh lembaga-lembaga kemasyarakatan Islam termasuk Dewan Da’wah di dalamnya,” kata Wapres.
Ketua Pembina DDII Didin Hafidhuddin menyampaikan maksud DDII beraudiensi dengan Wapres adalah untuk mengundang Wapres menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) DDII yang akan diselenggarakan pada 24 hingga 26 Februari 2022 di Padang, Sumatera Barat.
Tujuan rakornas tersebut untuk melakukan konsolidasi dan sosialisasi membangun kesepahaman antarpengurus DDII dari pusat hingga daerah, serta meningkatkan komitmen dan kinerja baik secara kualitas dan kuantitas untuk kepentingan bangsa dan umat.
“Pada kesempatan itu, kami mengharapkan Bapak berkenan memberikan tausiah atau arahan kepada para peserta yang berasal dari 32 provinsi di Indonesia,” ujarnya berharap.
Ketua Umum Dewan Da’wah Adian Husaini menyampaikan saat ini DDII sedang menguatkan fungsi sebagai lembaga dakwah dan pendidikan.
Adian mengatakan saat ini DDII mengoordinasikan ribuan da’i yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia khususnya di daerah-daerah pelosok dan perbatasan.
Di antara ribuan da’i tersebut, menurut Adian, terdapat ratusan da’i yang dibekali pendidikan khusus hingga tingkat sarjana melalui kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi.
“Sekarang kami sedang melakukan pengaderan sekitar 885 calon da’i tingkat S-1, dan semua diberikan beasiswa secara penuh,” katanya lagi.
Hadir mendampingi Ketua Pembina dan Ketua Umum Dewan Da’wah di antaranya Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan, Da’wah, dan Kaderisasi Moh. Noer; Wakil Ketua Umum Bidang Kesra Amlir Syaifa Yasin; Wakil Ketua Umum Bidang Masjid, Pesantren dan Kampus Imam Zamroji; Wakil Sekretaris Umum Ade Salamun dan Avid Solihin; serta Ketua Umum Pemuda Dewan Da’wah Dede R. Misbahul Alam.
Wapres didampingi Plt Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Muhammad Imam Aziz, serta Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin