Petugas dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) kota Bengkulu mengevakuasi warga yang terjebak banjir di kelurahan Tanjung Agung, Bengkulu, Jumat (13/5). Akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir mengakibatkan 7 kelurahan di kota Bengkulu yaitu Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Semarang, Bentiring, Rawa Makmur, Sawah Lebar Baru dan Sukamerindu dengan ketinggian air 70 hingga 150 cm. ANTARA FOTO/David Muharmansyah/pd/16

Gorontalo, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara mengevakuasi ibu melahirkan dari Desa Ilotunggula, Tolinggula, menggunakan perahu melalui jalur laut karena akses darat putus terdampak longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Gorontalo Utara Nurhadi Rahim mengatakan, pasien yang harus dievakuasi dari desanya itu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah setempat di Kecamatan Kwandang atau pusat ibu kota kabupaten.

Jalur darat di wilayah barat Kabupaten Gorontalo Utara hingga saat ini masih terputus akibat longsor pada Rabu (22/2).

Masih terputusnya akses transportasi darat akibat puluhan titik longsor dari 33 longsoran yang belum terbuka, memaksa masyarakat harus melalui jalur laut.

“Itupun melalui laut terbilang cukup berisiko, mengingat gelombang tinggi dan angin kencang masih melanda wilayah perairan ini,” ujar Nurhadi, Sabtu (25/2).

Titik longsor yang terjadi di ruas jalan Trans Sulawesi bagian barat mulai dari Kecamatan Sumalata hingga Kecamatan Biawu, ditambah putusnya jembatan “plat deucker” di Desa Kasia dan Kikia, Kecamatan Sumalata.

Hingga saat ini, pihak BPBD dengan memanfaatkan satu eskavator ditambah bantuan dari pihak Balai Jalan Wilayah Sulawesi di Provinsi Gorontalo, masih menyingkirkan longsoran.

Nurhadi menjelaskan ibu melahirkan diangkut menggunakan perahu pelang menuju jembatan tambatan perahu Limu, di Desa Hutokalo, Kecamatan Sumalata, untuk selanjutnya dirujuk ke rumah sakit.

Upaya tersebut telah berhasil dilakukan. Pihaknya masih menempatkan tim BPBD bekerja sama dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) kabupaten dan kecamatan, untuk sewaktu-waktu melakukan evakuasi bagi warga di wilayah barat itu.

Selain itu, pihaknya mengajukan permohonan bantuan anggaran tanggap darurat bencana ke pemerintah pusat melalui BNPB, agar penanganan warga terdampak banjir dan tanah longsor di daerah itu tertangani dengan baik.

Kegiatan paling penting yang memerlukan anggaran tanggap darurat saat ini, kata Nurhadi, adalah upaya menyingkirkan longsoran dan perbaikan jembatan “plat deucker” yang putus.

Mengingat kondisi tersebut menyebabkan terisolasinya empat kecamatan di bagian barat kabupaten setempat, yaitu Kecamatan Sumalata Timur, Sumalata, Biawu, dan Tolinggula.

Tanah longsor termasuk memutus akses transportasi dari wilayah Kabupaten Buol, Provinsi, Sulawesi Tengah, dengan daerah setempat. [Ant]

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara