Karyawan jasa penukaran uang asing menunjukkan dolar Amerika di Masayu Agung, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2018). Nilai tukar rupiah terhadap dolar atau kurs kembali menurun, yakni dari sebelumnya sebesar Rp 14.734 per USD pada Kamis (30/8/2018) naik menjadi Rp 14.800 per USD pada pukul 07.00 WIB. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu (6/11) sore terdepresiasi terhadap dolar As terpengaruh sentimen eksternal.

Terpantau, pergerakan rupiah pada Rabu sore ini melemah 47 poin atau 0,34 persen menjadi Rp14.015 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.968 per dolar AS.

“Mata uang garuda melemah akibat sentimen eksternal. Sentimen yang mewarnai pasar masih seputar perkembangan hubungan AS-China,” ujar Direktur Utama Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta.

Ia mengemukakan kedua negara di ambang menyetujui kesepakatan damai dagang fase pertama, dan pasar juga menantikan kepastian kapan perjanjian damai dagang fase pertama akan ditandatangani.

“Salah satu poin yang menjadi perhatian pasar yakni menghapus rencana pengenaan bea masuk untuk importasi produk China senilai 156 miliar dolar AS yang sedianya berlaku 15 Desember,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen bisnis di AS juga meningkat pada Oktober. Indeks sektor non-manufaktur ISM naik menjadi 54,7 dari 52,6 pada September, mengalahkan ekspektasi pasar.

“Sentimen eksternal itu menambah tekanan bagi mata uang rupiah,” ucapnya.

Sementara sentimen dari dalam negeri, menurut Ibrahim, relatif cukup positif sehingga menahan tekanan rupiah lebih dalam.

“Pasar optimistis melihat pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga yang cukup bagus,” ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDB Indonesia pada triwulan ketiga 2019 sebesar 5,02 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 tumbuh 5,04 persen.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.992 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.031 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan