Head of Corporate and Marketing Communication OT Group Harianus Zebua berbincang dengan warga korban gempa bumi usai aksi sosial korporat OT Peduli di wilayah Lombok Utara. OT menyalurkan bantuan kepada masyarakat korban gempa dalam bentuk biskuit, sembako, obat-obatan, perlengkapan bayi, air kemasan, pasta dan sikat gigi. Aksi sosial ini juga merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka ulang tahun OT ke-70 tahun. AKTUAL/Pool

Mataram, Aktual.com – Warga terdampak gempa bumi 6,9 Skala Richter (SR) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, kesulitan mendapatkan terpal di pasaran untuk tenda darurat dan harganya melambung bisa mencapai Rp1 juta dari biasanya Rp450 ribu.

“Kami sudah cari-cari dimana, sampai ke Pasar Cakranegara, Mataram sejak gempa besar pada 5 Agustus 2018, sampai sekarang tidak dapat juga,” kata Nur Saad, warga Dusun Senaru di Lombok Utara, Rabu (22/8).

Terpal yang dicari warga itu berukuran 6 x 7 meter yang mampu menampung delapan orang. “Bantuan dari pemerintah untuk terpal belum ada juga, jadi kita harus mencari. Tapi sulit sekali dan harganya melambung,” katanya.

Ia mengatakan bantuan terpal dari pemerintah hanya ke orang-orang yang sama yang mendapatkan sedangkan yang lainnya belum dapat juga.

Akibatnya warga pun harus memanfaatkan sisa terpal dari lahan pertaniannya atau kandang hewan ternak yang sudah rusak, untuk dijadikan untuk penahan dingin kabut malam.

Bukan saja terpal, jerigen untuk air melambung tinggi harganya dari semula Rp35 ribu menjadi Rp55 ribu per unit. “Itupun jadi barang langka juga,” katanya.

Akibat langkanya terpal, kata dia, pernah terjadi perkelahian sesama warga saat mendapatkan sumbangan dari pendonor dari Bogor, Jawa Barat. “Saya dapat bantuan pakaian bekas untuk 33 posko sumbangan, di antara pakaian bekas ada satu terpal. Dua warga berebutan sampai berkelahi,” katanya.

Hal senada dikatakan oleh Aminah, warga Dusun Koko Putek, yang belum juga mendapatkan terpal dari pemerintah dan hanya memanfaatkan dari sisa terpal yang ada.

“Terpal ini sudah bolong, tetap saya gunakan dibandingkan kedinginan malam hari. Rumah sudah ambruk,” katanya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: