Medan, Aktual.com – Proses identifikasi korban pesawat Hercules C 130, diprediksi akan semakin sulit dan akan mengalami keterlambatan.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Dokter Kesehatan (Kapusdokes) Mabes Polri, Brigjend Pol Arthur Tompi kepada wartawan dalam keterangan pers di RS Adam Malik Medan, Kamis (2/7).

Menurutnya, kesulitan identifikasi disebabkan data rekam gigi, dan sidik jari pada korban yang sudah tidak dapat ditemukan lagi. Tim DVI (Disaster Vivtim Identification), lanjut Arthur hanya mengandalkan hasil tes DNA dan forensik saja, sementara visual dan property tidak ada lagi yang bisa dijadikan identifikasi korban.

“Tanda-tanda khusus dan tanda lahir semakin lama akan menghilang, seiring terjadinya proses pembusukan pada jasad korban. Hal itu akan memperlambat proses identifikasi,” tuturnya.

Arthur berharap, jangan sampai muncul kesalahan persepsi mengenai cepat dan lambatnya proses identifikasi.

“Proses identifikasi ini adalah pekerjaan kemanusiaan, dan kepentinganya adalah untuk keluarga korban. Siapa saja yang merasa kehilangan keluarganya dan dikhawatirkan menjadi korban jatuhnya pesawat, silahkan melapor ke pos Atem Mortem yang berada di RSUP Adam Malik,” ujarnya.

Disebutkan, hingga saat ini, sudah 63 jenazah dari 141 jenazah telah di identifikasi. Identifikasi dilandasi data primer, yakni sidik jari, rekam gigi, dan DNA.

Disamping identifikasi primer, lanjutnya, ada juga identifikasi sekunder, yang terdiri dari property seperti jam tangan, kalung, sepatu, pakaian, tali pinggang  dan cincin yang digunakan oleh korban.

Pengorganisasian proses identifikasi, lanjutnya, sudah diperintahkan kepada Kabid Dokkes Polda Sumut, Kombes Setyo untuk menjadi DVI Commander. Dalam pelaksanaan tugas, yang paling utama dalah bersinergi dengan Dinkes TK I Sumut, dan juga Dirut RSUP Adam Malik. Terkait dengan personil yang melaksanakan tugas, didukung oleh dokter forensik yang ada di Polda Sumut dan juga yang ada di USU.

“Juga didatangkan dokter dari Mabes Polri sebanyak tujuh orang. Yang terdiri dari satu komandan tim, dua ahli forensik, dua dokter gigi forensik, dan dua orang ahli DNA. Disamping itu, juga didatangkan dokter forensik dari Polda Jawa Tengah, Polda Sumatera Selatan, dan Polda Kepri. Dan dokter forensik dari Polda Jawa Barat akan segera bergabung,” terangnya.

Artikel ini ditulis oleh: