Beijing, Aktual.com – Tiongkok akan menyetujui undang-undang anti teror terbaru mereka yang kontroversial pada Minggu (27/12), kata parlemen yang bertugas untuk menyetujui kebijakan pada Jumat (25/12), meskipun ada kritik dari Amerika Serikat perihal ketentuan dunia mayanya dan kekhawatiran atas hak asasi manusia.

Rancangan undang-undang yang dapat mewajibkan perusahaan-perusahaan teknologi untuk memasang sebuah “pintu belakang” dalam produk-produknya atau menyerahkan informasi penting seperti kunci enkripsi kepada pemerintah, juga dikritik oleh beberapa kelompok bisnis negara Barat.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengatakan bahwa dia menyampaikan kekhawatirannya terkait undang-undang secara langsung kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Dalam sebuah pernyataan singkat, Kongres Rakyat Nasional Tiongkok mengatakan akan mengadakan konferensi pers pada Minggu untuk membicarakan undang-undang tersebut, mengikuti sesi akhir pembuatan undang-undang dari parlemen.

Parlemen tidak menantang atau menghadang legislasi yang diajukan oleh Partai Komunis yang berkuasa, yang artinya undang-undang tersebut dipastikan akan disetujui.

Minggu ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan mereka telah mengutarakan kekhawatiran yang serius terkait undang-undang yang mereka sebut akan memberikan dampak negatif yang lebih banyak daripada dampak positif dalam melawan ancaman terorisme.

Kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua dalam sebuah komentar berbahasa inggris, mengatakan Amerika Serikat sebaiknya berhenti berkomentar terhadap undang-undang tersebut dan lebih baik membantu Beijing memerangi terorisme.

“Yang menjadi korban dari terorisme dan ektremisme selalu warga yang tidak bersalah. dan itulah mengapa pemerintah Tiongkok melakukan langkah konkrit untuk melindungi warga negaranya, termasuk warga Amerika biasa yang menikmati Natal di wilayah Sanlitun, Beijing,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: