Berlin, Aktual.co — Kopilot yang disangka sengaja menabrakkan satu pesawat penumpang di pegunungan Alpen Prancis mengatakan kepada pacarnya ia sedang dalam perawatan psikiater, dan merencanakan langkah spektakuler yang tiap orang akan mengingatnya, harian Bild dari Jerman melaporkan pada Sabtu (28/3).

Surat kabar itu mempublikasikan wawancara dengan seorang wanita yang mengatakan ia telah menjalin hubungan pada 2014 dengan Andreas Lubitz, pria yang oleh penuntut Prancis diyakini mengunci dirinya sendirian di kokpit Airbus Germanwings Selasa dan menerbangkannya menuju satu gunung, membunuh semua 150 orang di dalam pesawat itu.

“Ketika saya mendengar tentang peristiwa itu, saya teringat satu kalimat, yang berkali-kali ia katakan,” kata wanita yang berusia 26 tahun itu dan bertugas sebagai pramugari. Ia berkata kepada Bild,”Suatu hari saya akan lakukan sesuatu yang akan mengubah sistem, dan tiap orang akan kenal nama saya dan mengingatnya.” Harian tersebut memberi nama samaran Maria W untuk melindungi identitas wanita itu.

“Saya tidak tahu apa yang dia maksud pada waktu itu tetapi sekarang sudah jelas,” kata dia.

“Ia lakukan karena ia menyadari itu akibat masalah kesehatannya, mimpi besarnya bekerja di Lufthansa, punya pekerjaan sebagai pilot, dan sebagai pilot untuk penerbangan jarak jauh, hampir tak mungkin.” “Ia tak pernah bicara banyak tentang sakitnya, hanya bilang ia dalam perawatan psikiater,” kata wanita itu kepada harian tersebut, dengan menambahkan mereka akhirnya putus karena ia takut pria itu.

“Ia tiba-tiba aneh dalam obrolan dan memekik ke arah saya,” kata dia mengenang. “Pada waktu malam ia akan bangun berteriak ‘kita menabrak’ karena dia punya mimpi buruk. Ia menutupi apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya.” Pihak Jerman mengatakan pada Jumat mereka menemukan catatan-catatan yang sudah dirobek-robek menunjukkan bahwa kopilot itu menderita sakit yang semestinya dilarang terbang pada hari tragedi itu.

Germanwings, maskapai berbiaya rendah dari perusahaan Lufthansa, mengatakan ia tidak menyerahkan surat izin sakit apapun pada saat itu.

Wanita tersebut juga mengatakan kepada Bild,”Kami selalu bicara banyak tentang pekerjaan dan kemudian ia menjadi orang berbeda. Ia jadi marah karena kondisi kami bekerja: sedikit uang yang kami terima, takut kehilangan kontrak, terlalu banyak tekanan.” Seorang juru bicara Lufthansa menolak untuk berkomentar. namun, perusahaan itu dan Germanwings sebagai anak perusahaan membuat iklan satu halaman di surat-surat kabar besar Jerman pada Sabtu, menyatakan berkabung yang mendalam.

Lufthansa dan Germanwings menyampaikan duka cita kepada teman-teman dan keluarga penumpang dan awak pesawat dan berterima kasih kepada ribuan orang di Prancis, Spanyol dan Jerman yang telah memberikan bantuan sejak kecelakaan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid