Jakarta, Aktual.com – Keputusan Australia dan Amerika Serikat yang mengeluarkan “travel warning” atau larangan melakukan perjalanan ke Indonesia seminggu sebelum terjadinya teror bom di Jalan MH Thamrin pada Kamis (14/1) dinilai sangat janggal. Demikian disampaikan analis militer Connie Rahakundini.
“Kenapa Amerika dan Australia mengeluarkan ‘travel warning’ pada 7 Januari, seminggu sebelum kejadian?” ujar Connie di Jakarta, Selasa (19/1).
Hal tersebut dianggap janggal karena “travel warning” yang dikeluarkan kedua negara berdekatan dengan tanggal kejadian teror bom. Selain itu, kondisi keamanan Indonesia pada 7 Januari 2015 relatif aman.
Kejanggalan lainnya, lanjut Connie, adalah pembatalan lawatan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adil Al-Jubair ke Indonesia untuk bertemu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sehari sebelum teror.
“Al-Jubair memabatalkan pertemuan dengan Menlu Indonesia 24 jam sebelum kejadian,” ujar Connie.
Menurut dia dua kejadian tersebut merupakan suatu ketidakwajaran dan bukanlah kebetulan semata.
Seperti diketahui, Amerika Serikat mengeluarkan “travel warning” pada 7 Januari 2015 bagi warga negaranya yang hendak berkunjung ke Indonesia, khususnya ke Surabaya.
Sementara Australia juga merilis “travel advice” ke Indonesia bagi warga negaranya dengan menyatakan adanya kemungkinan ancaman teroris khususnya di kota-kota besar Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara