Trenggalek, Jatim, Aktual.com – Banjir rob yang dipicu air pasang disertai gelombang tinggi melanda kawasan pesisir selatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim), sehingga memaksa banyak nelayan dan pedagang di sekitar kawasan wisata pantai menghentikan aktivitasnya.
“Gelombang di tengah laut bisa mencapai empat meter. Kami memilih tidak melaut dan beraktivitas di darat, memperbaiki jaring atau kapal,” kata salah satu nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Suyanto di Trenggalek, Jumat (7/7).
Suasana banjir rob menyebabkan pantai di kawasan Teluk Prigi seakan meluas. Deburan air laut yang biasanya hanya sampai bibir pantai kini naik ke daratan.
Air laut bahkan menggenangi area Pujasera yang dipenuhi warung-warung makanan dan pusat oleh-oleh.
Akibatnya, para pedagang pun banyak yang tutup. Hujan yang terus mengguyur sepanjang hari, juga membuat kunjungan wisatawan turun drastis.
Pantai Prigi yang biasanya ramai berubah menjadi sepi.
“Kondisi cuaca buruk, ombak tinggi disertai air pasang. Nelayan sebaiknya waspada, jika tidak mendukung (cuaca buruk, Red) sebaiknya tidak melaut dulu,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek Triadi Atmono.
Tak hanya di Pantai Prigi, pada beberapa kawasan wisata pantai, seperti di Pantai Cengkrong, Pantai Blado Kecamatan Munjungan hingga Pantai Blado dan Pelang, banjir rob juga terjadi.
Kondisi ini memaksa beberapa warga memilih menutup warungnya dan membersihkan material yang terbawa dampak rob.
“Warung banyak yang tutup. Sebagian sibuk membersihkan warung yang berantakan dihantam luberan air pasang,” katanya pula.
Merujuk laporan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, beberapa wilayah termasuk Bumi Menak Sopal berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi dampak cuaca ekstrem akibat gangguan atmosfer di wilayah Jatim.
Potensi cuaca ekstrem itu diperkirakan berlangsung sejak tanggal 7-13 Juli 2023.
“Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi dampak bencana hidrometeorologi di antaranya seperti tanah longsor hingga banjir,” kata Triadi.
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i