Jakarta, aktual.com – Narasi dan tuduhan yang bernuansa kebencian terhadap pesantren dinilai banyak pihak sebagai tindakan yang dilakukan secara terorganisir. Dengan berlindung di balik dalih kritikan, gerakan insinuatif terhadap pesantren akhirnya memunculkan reaksi tegas dari Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor).

Salah satu bentuk fitnah dan tuduhan keji terhadap pesantren yang menimbulkan keresahan di kalangan santri dan para kiai adalah komentar dari akun @indrajayasyukri. Dalam unggahannya yang viral dan melukai hati komunitas pesantren, ia menulis, “Pesantren itu pusat feodalisme dan fasisme. Ada baiknya dibubarkan saja lembaga mesum ini..”

Indrajaya Syukri merupakan purnabakti Fungsional Ahli Madya Kementerian PPN/Bappenas.

Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musyaffa Safril, SH, MH, menyatakan akan mengambil langkah tegas terhadap pernyataan tersebut. Ia menilai komentar Indrajaya Syukri merupakan bentuk kejahatan yang dapat merusak persatuan nasional.

“Kami banyak mendapatkan aduan dan keluhan dari para kyai dan santri atas beredar luasnya komentar jahat indrajaya syukri yang menghina dan memfitnah pesantren dengan sebutan yang kasar, tidak bermoral dan menyulut kebencian sesama anak bangsa,” tegasnya, Rabu (22/10/2025).

Menurut H. Musyaffa Safril, tulisan di media sosial itu perlu ditindak secara hukum sebagai langkah pencegahan demi menjaga ukhuwah wathaniyah di tengah masyarakat yang majemuk. Ia menilai bahwa narasi seperti ini bukanlah bentuk kritik yang konstruktif.

“Narasi dan tuduhan keji kepada pesantren kalau kita lihat dari polanya selalu berlindung dibalik topeng apa yang mereka katakan sebagai kritikan. Ini bukan kritikan tapi lebih tepatnya adalah penistaan kepada kelompok lain yang memiliki nilai-nilai luhur yang harusnya dihormati,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa tindakan tersebut semakin disayangkan karena dilakukan oleh seorang terpelajar yang pernah menjabat sebagai Perencana Ahli Madya di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

“Kami PW GP Ansor Jawa Timur akan ambil langkah tegas kepada Indrajya Syukri, dia harus mempertanggungjawabkan penistaan dan tuduhan kejinya kepada pesantren. Kita ingin demokrasi tegak dan bermartabat dengan menghukum siapapun yang tidak punya empati, toleransi kepada kelompok lain di republik ini,” tandasnya.

Sikap tegas PW GP Ansor Jawa Timur ini, menurutnya, didasari oleh semangat menjaga nilai-nilai kebangsaan dan persatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

“Republik ini berdiri dengan semangat persaudaraan yang menghargai nilai-nilai dan tradisi yang tumbuh di setiap kelompok, suku, golongan dan agama di republik ini. GP Ansor konsisten dan tegas dalam menjaga ekosistem kebhinekaan bangsa,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain