Jakarta, Aktual.com – Koordinator Inovasi dan Kewirausahaan Sosial Pemuda dari Kantor Regional UNDP Bangkok Dinh-Long Pham menyampaikan pelibatan kaum muda sangat penting mendorong inovasi dan kewirausahaan sosial yang berkontribusi dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Karena itu, ujar dia, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan (UNDP) membuat program Youth Co: Lab yang bertujuan untuk mendorong pengembangan ekosistem kewirausahaan muda.

“Kita bekerja sama dengan mitra sebanyak mungkin untuk memberikan pelatihan, pengembangan kapasitas kepada wirausaha muda. Wirausaha muda juga diberitahu bagaimana caranya masuk ke pasar,” kata Long Pham dalam diskusi Y20 bertema Kewirausahaan Sosial Pemuda secara virtual, Ahad (20/3).

Youth Co: Lab, ujar dia, telah memberi manfaat kepada lebih dari 8.000 wirausahawan muda dan telah mengembangkan atau meningkatkan hampir 1.000 perusahaan rintisan untuk mengatasi tantangan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Selain secara langsung mendukung kewirausahaan kaum muda, ujar dia pula, Youth Co: Lab bekerja erat dengan berbagai pemangku kepentingan di seluruh kawasan, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta.

Kerja sama itu dilakukan untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan dan lingkungan kebijakan, agar lebih memungkinkan kaum muda untuk menciptakan solusi atau inovasi yang akan membantu memenuhi SDGs.

Youth Co: Lab bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, hilir (downstream) yaitu langsung memberdayakan pengusaha inspiratif; kedua, tengah (midstream) yaitu membangun kapasitas mitra ekosistem untuk lebih mendukung kewirausahaan pemuda; Ketiga, hulu (upstream) yaitu bekerja sama dengan pemerintah untuk memperkuat lingkungan yang mendukung kewirausahaan pemuda, kata dia lagi.

Staf Ahli Tenaga Kerja Organisasi Buruh Internasional (ILO) Bidang Pemuda dan Senior Susana Puerto Gonzalez mengatakan akses pasar tenaga kerja menjadi kebutuhan sangat penting bagi kaum muda.

“Pemuda harus memiliki akses untuk investasi dalam pendidikan dan pelatihan (keterampilan inti, termasuk keterampilan di sektor ekonomi digital dan hijau ), magang, perlindungan sosial, pelatihan wirausaha dan dukungan dana untuk UKM,” kata Susana.

Ia mengatakan perlunya intervensi untuk mendukung kaum muda di pasar tenaga kerja, contohnya intervensi promosi kewirausahaan.

“Investasi untuk kaum muda dalam pendidikan dan pelatihan menuntut beberapa perencanaan matang serta semangat tinggi. Karena investasi itu membutuhkan waktu untuk tumbuh,” kata dia pula.

Negara, kata Susana, memiliki peran yang sangat kuat untuk mendukung kaum muda terkait pasar tenaga kerja.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid