Holding BUMN membuka peluang asing akuisisi BUMN. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Universitas Brawijaya, Candra Fajri Ananda melihat Utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) utamanya yang ditugasi melakukan pembangunan infrastruktur, dapat menjadi pemicu krisis ekonomi nasional.

Sejauh ini jelasnya, kemampuan membayar utang ditinjau dari neraca inflasi dan kurs, masih pada posisi yang aman, namun apabila BUMN gagal dalam pembayaran utang, akan sangat merembet kepada sektor lainnya.

“Dari angka-angka neraca pembayaran, kita masih aman. Tetapi kalau BUMN-BUMN kita mengalami default gagal bayar utang, itu merembet ke sektor lain karena hilangnya kepercayaan pasar,” kata dia di Jakarta, Kamis (23/11).

Di sisi lain dia juga meminta pemerintahan berhati hati terhadap pengendalian utang negara, sebab jika ditinjau dari kemampuan bayar utang terhadap rasio ekspor, posisi beban utang telah melampaui ambang batas yakni berada pada 39 persen.

Sementara diketahui utang pemerintah pusat membengkak Rp3.866,45 triliun per September 2017. Jumlah ini bertambah sebesar Rp40,66 triliun dalam satu bulan dibandingkan dengan posisi per Agustus 2017 yang sebesar Rp3.825,79 triliun.
Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta