Direktur UNICEF tersebut juga “khawatir dengan kondisi yang bertambah buruk di Kamp Al Hol di bagian timur-laut (di Gubernuran Hasakeh) yang saat ni menampung lebih dari 65.000 orang, termasuk sebanyak 240 anak tanpa pendamping atau yang terpisah dari keluarga mereka”.

“Sejak Januari tahun ini, hampir 60 anak dilaporkan meninggal saat melakukan perjalanan sejauh 300 kilometer dari Baghouz di Suriah Timur menuju kamp itu,” katanya.

Nasib anak-anak petempur asing di Suriah masih tidak jelas,” kata wanita pejabat itu.

UNICEF “mendesak negara anggota agar memikul tanggung-jawab untuk anak-anak yang kewarganegaraan mereka atau yang dilahirkan dalam kewarganegaraan mereka dan melakukan tindakan untuk melindungi anak-anak menjadi tidak memiliki negara”.

Badan PBB tersebut, kata Fore, kembali menyampaikan seruan “kepada semua pihak dalam konflik itu, serta mereka yang memiliki pengaruh atas mereka, untuk memprioritaskan perlindungan buat semua anak, tak peduli siapa yang menguasai daerah mana dan tak peduli dugaan afiliasi keluarga seorang anak”.

Sebelum konferensi pemberian janji di Brussels pada 12-14 Maret, Fore mendesak negara donor agar “mempertahankan kebaikan mereka buat anak-anak Suriah dan negara tetangganya”.

Suriah baru saja keluar dari konflik yang menghancurkan negeri tersebut, yang meletus pada 2011, ketika Pemerintah Presiden Bashar al-Assad menindas demonstran dengan kekuatan yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Ratusan ribu warga sipil telah tewas atau meninggalkan tempat tinggal mereka akibat konflik itu, terutama akibat serangan udara pemerintah terhadap daerah yang dikuasai oposisi.

Artikel ini ditulis oleh: