Seorang perempuan mengenakan masker, berjalan sendirian melintasi jembatan pusat kota yang luar biasa sepi pada hari pertama lockdown di Melbourne, negara bagian Victoria, Australia, di tengah pandemi COVID-19.

Jakarta, Aktual.com – Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Rabu menepis kemungkinan memberlakukan karantina wilayah (lockdown) saat liburan Natal kendati negara itu menghadapi kemunculan kasus-kasus varian Omicron COVID-19.

Ia beralasan bahwa rumah-rumah sakit saat ini bisa menangani lonjakan terbesar kasus COVID-19, yang dipicu Omicron.

“Kendati ada peningkatan kasus, rumah-rumah sakit dan sistem kesehatan masih kuat, tapi tentunya mereka akan diuji,” kata Morrison kepada para wartawan di Canberra setelah menggelar sidang darurat Kabinet.

Bahkan ketika lonjakan infeksi harian mencapai rekor, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit serta yang meninggal di Australia tetap rendah dibandingkan pada saat gelombang varian Delta melanda.

Australia sedang bergulat menangani varian virus corona yang lebih mudah menyebar itu pada saat aturan-aturan pembatasan dilonggarkan menjelang liburan Natal.

Pelonggaran dilakukan setelah tingkat vaksinasi yang lebih tinggi sudah tercapai. Morrison menegaskan lockdown tidak akan lagi diterapkan.

“Masyarakat Australia sudah bekerja sangat keras agar dapat merayakan Natal bersama-sama dan kami ingin melindungi itu. Salah satu yang kami setujui hari ini adalah, kita tidak akan kembali menerapkan lockdown. Kita tidak akan kembali ke lockdown,” kata Morrison, menegaskan.

PM Australia itu bersikeras bahwa pencegahan penyebaran virus tersebut merupakan kewajiban pribadi masing-masing warga.

Orang-orang tidak akan diwajibkan mengenakan masker di dalam ruangan, walaupun mereka “sangat disarankan” untuk melakukannya, kata Morrison.

Namun sementara itu, sebagian besar negara-negara bagian Australia –kecuali negara bagian terpadat New South Wales– telah mengeluarkan perintah bagi warganya untuk memakai masker jika berada dalam ruangan publik.

Para pemimpin pemerintahan federal dan negara bagian pada Rabu bertemu dalam sidang Kabinet untuk membahas peningkatan kasus COVID-19, yang saat ini menguras kemampuan fasilitas-fasilitas pengujian.

Setelah sidang itu berakhir, Morrison mengumumkan pendanaan baru vaksinasi bagi kalangan klinik dan apotek.

Ia juga mendesak negara-negara bagian untuk membuka kembali ratusan pusat vaksinasi guna mempercepat gerakan penyuntikan vaksin penguat (booster).

Pusat-pusat vaksinasi itu sempat ditutup karena tingkat vaksinasi dua dosis pada orang dewasa telah mencapai 80 persen.

Australia pada Rabu melaporkan lebih dari 5.000 infeksi harian untuk pertama kalinya selama pandemi. Angka itu merupakan kenaikan dari catatan tinggi sebelumnya, yaitu 4.600 kasus, pada satu hari sebelumnya.

Sekitar 95 persen dari kasus-kasus baru itu muncul di negara bagian New South Wales serta Victoria.

Australia sejauh ini mencatatkan total 265.000 infeksi COVID-19 dan 2.162 kematian sejak pandemi mulai melanda. Angka tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Andy Abdul Hamid