Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel saat bertemu dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, di Jakarta. (ANTARA/HO-DPR Koribang/Risbiani Fardaniah)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel, meminta pemerintah melarang impor produk berbasis budaya bangsa seperti batik, songket, tenun, dan lainnya.

“Ekonomi yang berbasis budaya selalu mengandung filosofi budaya kita dan itu diwariskan dari generasi ke generasi. Sejarahnya sangat panjang. Jika ekonomi berbasis budaya ini punah maka kita akan kehilangan pijakan,” kata Rachmat Gobel dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad.

Rachmat Gobel khawatir jika impor produk berbasis budaya dibiarkan seperti impor batik, maka ke depan industri batik akan punah. Lalu generasi mendatang tak bisa lagi membatik dan batik menjadi sesuatu yang asing.

“Kita jangan mengulang kesalahan pada kasus rotan karena membuka keran ekspor rotan asalan dan mematikan sebagian besar industri rotan nasional,” ujar mantan Menteri Perdagangan itu.

Lebih jauh Gobel mengatakan perlindungan, penguatan, dan pemberdayaan terhadap UMKM, yang juga banyak menggeluti produksi produk berbasis budaya itu, memiliki makna strategis bagi ekonomi nasional dan ketahanan nasional.

Ia menyebutkan sejumlah alasan yaitu UMKM menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Kedua, jumlah UMKM sangat besar. Ketiga, produk UMKM memiliki kandungan lokal yang sangat besar.

Keempat, UMKM merupakan pilar utama nasional dalam menghadapi beragam krisis nasional dan kelima, produk-produk UMKM banyak yang merupakan wujud dari kebudayaan nasional seperti batik, handicraft, tenun, songket, jamu, dan sebagainya. Selain itu basis UMKM berada di desa sehingga berada di akar rumput.

Gobel juga mengatakan pernah bertemu dengan Menkop UKM Teten Masduki beberapa hari lalu membahas berbagai hal termasuk soal garmen impor dan dampaknya bagi industri garmen skala rumah tangga dan skala kecil. Selain itu juga tentang pengembangan produk herbal berbasis budaya lokal seperti jamu dan fitofarmaka.

Keduanya juga membahas masalah permodalan untuk UMKM dengan membentuk koperasi. “Agar UMKM menjadi kuat maka mereka harus bersatu dalam wadah koperasi,” katanya. (ANTARA)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Tino Oktaviano