Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT

Jakarta, Aktual.com- Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT, meminta Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) di tingkat Rukun Warga (RW) mulai jalankan lagi selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tingkat IV guna turut mengawasi mobilitas masyarakat.

“Kami meminta seluruh RW untuk mengaktifkan kembali pos keamanan keliling selama 1×24 jam setiap hari guna membatasi pergerakan warga selama PPKM ini,” kata dia, di Pekanbaru, Sabtu (14/8/21).

Melalui Siskamling, ketua RW dan RT di bawah pengawasan Babinsa dan Bhabinkamtibmas akan mengawasi pergerakan warga di lingkungan masing-masing.

Dengan demikian, lanjutnya, warga yang keluar rumah hanya untuk urusan penting dan esensial.

“Itu fungsi Siskamling yang kita minta dihidupkan Pak RW, tujuannya mengontrol warganya mana yang keluar rumah, lingkungan hanya untuk urusan esensial. Bagi yang tidak punya kepentingan disarankan agar di rumah saja,” kata Firdaus.

Selain itu, warga diminta disiplin pada protokol kesehatan, dengan tetap menerapkan 5 M, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencegah mobilitas interaksi. Dengan demikian lanjut dia, upaya pemerintah kota untuk menekan sebaran wabah Covid-19, dengan cara mengontrol pergerakan warga melalui penyekatan jalan-jalan protokol bisa lebih efektif.

“Kami himbau kepada warga terutama di jam sibuk, pagi, siang dan petang, kalau ndak berkepentingan usahlah keluar. Cukuplah yang esensial saja keluar sehingga tidak membuat kemacetan di jalan-jalan,” kata Wali Kota.

Saat ini kasus konfirmasi Covid-19 di wilayah setempat masih terus melonjak, dengan rata-rata 500 per hari meski PPKM level 4 sudah diperpanjang ketiga kalinya.

Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan karena masyarakat masih abai dan tidak patuh pada protokol kesehatan, padahal penyekatan sudah dilakukan di setiap titik rawan keramaian guna mengurangi mobilitas masyarakat.

Namun justru jadi polemik baru di lapangan menimbulkan kegaduhan, kemacetan dan keluhan warga. Bahkan tidak efektif menekan penyebaran kasus Covid-19.

“Olehnya, kita juga memperketat penyekatan dengan menutup jalan-jalan alternatif guna membatasi mobilitas warga,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra