Jakarta, Aktual.co — Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada tanggal 1 Mei ini diperingati oleh hampir seluruh buruh/tenaga kerja di dunia, tidak terkecuali di Timor Leste. Sebagai negara berkembang yang jumlah penduduknya hanya sekitar 1,2 juta jiwa, jauh lebih kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 249,9 juta jiwa.
Wakil Menteri Keuangan Timor Leste, Helder Lopez mengatakan tenaga kerja merupakan salah satu pilar dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Menurutnya, hak-hak tenaga kerja harus selalu dibela dan diperjuangkan
“Saya mengucapkan selamat untuk semua buruh di dunia, khususnya di Timor Leste. Hak-hak buruh ini harus kita bela, tapi kita juga tidak mau hak-hak buruh tersebut menghambat investasi yang kita harapkan,” ujar Helder saat wawancara khusus dengan Aktual.co di Jakarta, Kamis (30/4).
Lebih lanjut dikatakan dia, pemerintah Timor Leste akan selalu berusaha untuk menjamin kesejahteraan buruh. Namun, pihaknya selama ini bersikap adil dengan memperhatikan kesejahteraan buruh dan private sector.
“Tapi satu hal yang mereka (buruh/tenaga kerja) harus tahu bahwa tidak semua tuntutan mereka harus kita penuhi, karena ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang harus dilihat pemerintah,” kata dia.
Helder juga mengatakan selama ini setiap tanggal 1 Mei di Timor Leste terdapat aksi buruh yang menuntut kenaikan upah minimum. “Tapi jumlahnya tidak banyak, hanya beberapa, karena jumlah penduduk kami juga sedikit. Mereka rata-rata menuntut kenaikan upah minimum dan kesejahteraan.”
Selain memperjuangkan kenaikan upah minimum, pemerintah Timor Leste juga terus mendorong kemampuan buruh menjadi lebih baik.
“Kami selalu kasih mereka pelatihan tenaga kerja, sertifikat, dan kemampuan, baik itu soft skills ataupun hard skills. Supaya ke depannya mereka tidak hanya menuntut upah, tapi juga kualitas kerja yang lebih baik,” pungkas Helder.
Artikel ini ditulis oleh:

















