Gabungan elemen masaa terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Nelayan Teluk Jakarta, LBH Pusat dan gabungan Rakyat Jakarta, kembali menggelar aksi unjukrasa menolak dilanjutkannya proyek reklamasi teluk Jakarta di depan Istana Negara, Senin (19/9/2016). Dalam aksinya mereka menolak dilanjutkannya proyek reklamasi Teluk Jakarta dan melayangkan surat Somasi (Peringatan) kepada Presiden Joko Widodo atas kegelisahan warga Jakarta atas kebijakan.

Jakarta, Aktual.com – Pelaksanaan reklamasi yang dipaksakan di Teluk Jakarta mengurangi proses pemenuhan gizi masyarakat Jakarta pesisir. Sebab pengurugan berton-ton pasir ke area perairan menghilangkan berbagai hewan laut yang menjadi sumber protein.

Ke depan, masyarakat Jakarta diperkirakan akan lebih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi dan protein melalui makanan laut atau sea food.

“Itu sudah jelas, protein itu sumbernya dari udang, ikan, cumi, itu dari laut. Orang-orang mau makan daging terus? Stroke sama kolestrol dia,” ungkap tokoh nelayan asal Muara Angke, Diding Setiawan di Komplek DPR, Jakarta Selatan, Selasa (16/5).

Kondisi demikian membuat Diding menyebut pemerintah tidak sungguh-sungguh untuk mencerdaskan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Padahal mencerdaskan bangsa merupakan salah satu tujuan negara yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945.

“Nah ini jelas, kalau reklamasi jadi nanti kita yang semakin bodoh, yang pintar nanti orang luar, kita yang dibodohi,” ucapnya.

Dengan lantang, Diding pun membanggakan peran nelayan yang menurutnya tidak dapat diremehkan. Meskipun masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan, nelayan disebutnya sebagai profesi yang berperan besar dalam kehidupan masyarakat karena menyuguhkan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi dan juga peran lainnya.

“Kita ini nelayan mencari keadilan sangat sulit. Justru karena nelayan ini kebutuhan gizi mereka semua terpenuhi, lho kenapa nelayan yang harus dihabisi? Seharusnya nelayan yang dibina, kita yang punya peran dalam masuknya devisa,” urainya.

(Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh: