Kedudukan Yerusalem, tempat suci penganut Islam, Yahudi dan Kristen, adalah salah satu masalah paling peka dalam upaya mewujudkan kesepakatan perdamaian Israel dengan Palestina.
Selama ini, masyarakat internasional tidak mengakui kedaulatan Israel di seluruh Yerusalem dan meyakini bahwa status kota tersebut harus diselesaikan dengan jalan perundingan. “Walaupun para presiden sebelumnya membuat janji saat kampanye, mereka tidak bisa melaksanakannya. Hari ini, saya melaksanakannya,” kata Trump.
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tak terbagi serta menginginkan semua kedutaan asing ditempatkan di sana. Pada saat yang sama, Palestina menginginkan Yerusalem menjadi ibu kota negara Palestina merdeka di masa depan.
Negara-negara Arab dan masyarakat Muslim di seantero Timur Tengah pada Rabu mengecam pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Mereka menganggap pengakuan itu sebagai langkah yang memanas-manasi wilayah yang bergejolak.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidato yang direkam sebelumnya, mengatakan Yerusalem merupakan “ibu kota abadi Negara Palestina” dan bahwa langkah Trump itu sama saja dengan Amerika Serikat sedang melepaskan peranannya sebagai penengah perdamaian.” Putaran terakhir perundingan perdamaian Israel-Palestina yang ditengahi Washington buyar pada 2014.