Jakarta, Aktual.com — Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu meminta pemerintah benar-benar mengkaji penawaran divestasi 10,64% saham PT Freeport Indonesia senilai USD1,7 Miliar. Pasalnya Laporan produksi dan Keuangan Freeport Indonesia selama bertahun-tahun beroperasi di Indonesia sangat tertutup.
“Belajar dari Kasus Enron Corp sebuah perusahaan yang begerak di gas alam yang berdiri tahun 1932 di Omaha USA yang tahun 2001 memgumumkan membukukan pendapatan hingga USD100 Milyar, secara tiba-tiba bangkrut tahun 2002 karena adanya manipulasi laporan Keuangan dengan tujuan investor tetap percaya dan tertarik terhadap Saham Enron,” ujar Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono dalam siaran pers yang diterima aktual.com, Jumat (15/1)
Menurutnya, bukan tidak mungkin Freeport Indonesia juga akan mirip dengan Enron, yang juga melakukan hal yang sama, baik dari sisi laporan Keuangan yang selalu untung besar, serta masih banyaknya kandungan di area yang dikelola Freeport Indonesia.
“Harus diingat Freeport itu perusahaan Tambang yang produksinya bergantung pada kandungan yang ada dan akan habis pada waktu tertentu artinya dari tahun ke tahun keuntungan Freeport akan terus berkurang,” kata dia.
Karena itu bukanlah gampang untuk pemerintah membeli saham Freeport, sebab adanya Asimetry Informasi terkait jumlah keuntungan dan produksi Freeport. Jika tidak hati-hati pemerintah atau Antam justru akan mengalami kerugian besar.
“Jadi jangan terpancing hanya karena bisnis Freeport Indonesia itu bisnis tambang emas yang dikira akan memberikan keuntungan yang banyak, padahal sejak tahun 1967 lahan Freeport Indonesia diekploitasi dan mungkin saja kandungan tambangnya sudah berkurang banyak,” tambah dia.
Terakhir dia mengatakan, sekalipun induk perusahaan Freeport Indonesia, yaitu Freeport McMoRan melantai di Bursa Amerika Serikat, tetap saja akan ada Asymetri Informasi terhadap laporan keuangan Induk perusahaan Freeport McMoRan yang dipublis ke publik.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan