Jakarta, Aktual.com – Program Pangan Dunia (WFP) mengungkapkan bahwa 3,6 juta orang diperkirakan menghadapi kondisi rawan pangan di Sudan Selatan. Hal itu terjadi selama musim peralihan berlangsung.

Analisis WFP menyatakan situasi keamanan pangan di negara yang dicabik perang tersebut terus memburuk; banyak orang diperkirakan akan menghadapi kondisi rawan pangan dan jumlah itu akan bertambah jadi 4,6 juta dalam beberapa bulan ke depan.

“Kebutuhan diperkirakan akan meningkat lagi dalam kuartal pertama tahun depan, dan 4,6 juta orang diperkirakan memerlukan bantuan,” kata WFP.

WFP menyatakan organisasi tersebut akan meningkatkan upayanya untuk menanggapi kemerosotan pangan dan situasi keamanan gizi di negeri tersebut, demikian laporan Xinhua –yang dipantau di Jakarta, Selasa (15/11).

WFP berencana menjangkau lebih dari 3,4 juta orang sejauh ini dan bermaksud menjangkau 4,1 juta orang pada pertengahan 2017.

Organisasi itu mengatakan tim bergeraknya baru-baru ini menyelesaikan pembagian jatah pangan satu-bulan untuk sebanyak 50.000 orang di Kota Kecil Yei di bagian barat-daya Sudan Selatan, tempat banyak orang telah terpengaruh oleh pertempuran dan kekerasan.

Pertikaian baru meletus lagi di Sudan Selatan antar-faksi politik yang berseteru pada awal Juli. Ratusan orang telah tewas dan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal sejak itu.

WFP mengatakan akan melancarkan “operasi khusus” untuk memperbaiki jalan dari Kosti di Negara Bagian Nil Putih sampai Renk di Negara Bagian Nil Hulu, yang katanya penting untuk mengirim bantuan pangan penyelamat nyawa. Proyek 2,5 juta dolar AS diperkirakan disetujui dalam satu pekan ke depan.

Perang saudara di Sudan Selatan sejak meletus pada Desember 2013 telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat lebih dari dua juta orang kehilangan tempat tinggal.

Segera setelah pertempuran baru-baru ini pada Juli antara tentara pemerintah –yang dipimpin oleh Presiden Salva Kiir– dan pasukan yang setia kepada wakil I presiden terdepak Riek Machar, lebih dari 60.000 orang telah mencari perlindungan di berbagai negara tetangga Sudan Selatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka