Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia memiliki peluang pasar yang menjanjikan bagi negara-negara industri seperti China, Jepang dan Korea.
“Semua negara industri, khususnya China, butuh pasar yang lebih luas dan basis produksi lebih murah dibandingkan negara asalnya, serta pula memerlukan sumber daya besar. Kita, Indonesia, punya keduanya itu,” kata Wapres Kalla usai melakukan pertemuan dengan investor China di Kota Sanya, Provinsi Hainan, China, Rabu (23/3).
Dia menjelaskan yang diperlukan Indonesia untuk saat ini adalah membuat peraturan secara efisien untuk mempermudah investasi asing beroperasi di Tanah Air.
Indonesia memiliki pasar yang luas dan pintu masuk bagi China untuk mengembangkan investasinya ke kawasan Asean.
“Selain pasar yang luas, masuknya industri ke Indonesia menjadi lebih efisien karena banyaknya sumber daya khususnya tenaga kerja,” tambahnya.
Untuk mengalirkan investasi asing yang lebih besar ke Indonesia, Wapres Kalla mengatakan Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mempersingkat proses layanan ijin menjadi hitungan jam.
“Karena itulah nanti di BKPM pengurusan izin awal bisa tiga jam, lalu pelaksanaan umumnya di daerah. Pemerintah memastikan bahwa peraturan itu bisa dibuat lebih sederhana dan bisa berjalan,” katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan investor dari China seringkali mendapatkan mitra kerja yang salah di Indonesia, sehingga rencana pembangunan tersebut menjadi terhambat.
Oleh karena itu, Franky menjelaskan kepada para investor China bahwa ada BPKM yang akan memberikan informasi mengenai investasi di Indonesia.
“BKPM menyiapkan ‘China Desk’ dengan dua sampai tiga orang yang mampu berbahasa Mandarin, sehingga dapat mengkomunikasikan informasi kepada investor China,” ujarnya.
Total realisasi penanaman modal asing, kecuali sektor hulu migas dan keuangan, dari China ke Indonesia selama 2010 hingga 2015 mencapai 2,1 miliar dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan