Jakarta, Aktual.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tidak berkenan jika Premium menghilang begitu saja dari peredaran, kendati masyarakat harus turut mengurangi emisi, tapi tidak boleh ada pemaksaan kepada masyarakat untuk beralih kepada jenis BBM lagi.

Menurut Koordinator Pengaduan dan Hukum YLKI, Sularsi, yang mesti dilakukan PT Pertamina adalah selain menyediakan ragam jenis BBM yang lebih bagus, tapi juga harus memberikan kesadaran kepada masyarakat.

“Sepanjang ada pilihan kepada masyrakat, Premium, Pertalite, Pertamax dan lainnya masyarakat dipersilahkan memilih yang mana, Jangan ada paksaan dan Premiun menghilang. Kemudian edukasi juga ke masyarakat membangun kesadaran emisi,” kata Sularsi kepada Aktual.com, Sabtu (10/9).

Kemudian dia juga mengingatkan agar segala keputusan Pertamina harus mempertimbangkan aspek sosial dan tidak menyulitkan masyarakat, terutama masyarakat di luar pulau Jawa yang pada umumnya susah mengakses BBM.

Sebelumnya pemerintah sudah angkat bicara menyikapi permasalahan ini. Pemerintah menegaskan larangan kepada PT Pertamina agar tidak mengurangi kuota Premium di masyarakat.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja menuturkan tidaklah salah jika Pertamina menyediakan jenis Pertalite, Pertamax, Turbo dan sebagainya yang memang lebih baik tingkat oktannya dibanding Premium, namun bukan berarti pembenaran untuk menghilangkan Premium dari masyarakat.

“Tidak boleh mengurangi Premium di SPBU. Pertalite, Pertamax, turbo, ini kan alternatif. Kalau bisa lebih banyak laku daripada premium kan bagus. Karena ini kan lebih clean. Lebih Bersih. Semuanya kan sudah tidak ada subsidi. Yang jelas kita menugaskan kepada Pertamina, tidak boleh menarik Premium, mengurangi Premium,” tegas Wirat di Kantor Kementerian ESDM.

(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka