Kereta Commuter Line melintas di perlintasan kereta kawasan Cawang, Jakarta Timur, Jumat (19/8). PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menaikkan tarif seluruh relasi Commuter Line Rp1.000 yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2016. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) kurang antisipatif terkait dengan program pemeliharaan sistem tiketing elektronik.

“Dari sisi pelayanan publik, manajemen KCI kurang antisipatif. Seharusnya hal seperti itu bisa diantisipasi,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, Senin (23/7).

Pernyataan tersebut disampaikan terkait dengan pemeliharaan sistem tiketing elektronik PT KCI sejak Sabtu (21/7) hingga puncaknya pada Senin (23/7) karena pengguna KRL (kereta Rel Listrik) harus kembali menggunakan tiket kertas.

Akibatnya, pengguna KRL harus rela antre dan bahkan berlama-lama berdiri karena antrean ada yang hingga 500 meter. Menurut Tulus, persoalan itu timbul karena PT KCI melakukan penghentian atau stop kerja sama operasi dengan PT Telkom, terkait sistem teknologi informasinya.

“Bahwa stop kerja sama operasi silahkan, tetapi jangan dipaksakan jika sistem internal KCI belum siap,” kata Tulus.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid