Jakarta, aktual.com – Zawiyah Arraudhah menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Khataman Kitab Ghayatus Sul fi Khasaish al-Rasul karya Ibn Mulaqqin, Jakarta, Minggu (27/10).

Acara yang diselenggarakan pada hari Minggu ini dihadiri oleh para ulama dan tokoh masyarakat yang terkemuka, termasuk Pendiri dan Direktur Ihsan Institute London, Syekh Ahmed Saad al-Hasani al-Azhari, Rais Idarah Wustho Jatman DKI Jakarta, Syekh KH Muhammad Danial Nafis.

Selain itu, turut hadir Ketua Majelis Ifta Jatman DKI Jakarta, Syekh KH Muhammad Yunus Abdul Hamid al-Tijani, bersama dengan KH Ahmad Marwazie, KH Ali M. Abdillah, Ust. Irawan Santoso, dan sejumlah ulama lainnya.

Acara dimulai dengan khataman Kitab Ghayatus Sul fi Khasaish al-Rasul, yang diijazahkan oleh KH Ahmad Marwazie. Proses ijazah ini merupakan tradisi penting dalam dunia keilmuan Islam, yang menunjukkan adanya ketersambungan sanad atau rantai ilmu dari guru ke murid. Khataman ini juga bersambung hingga kepada guru beliau, Syekh Yasin al-Fadani, dan akhirnya sampai kepada pengarang kitab, Ibn Mulaqqin, yang merupakan salah satu ulama besar dalam sejarah Islam.

Syekh KH Muhammad Danial Nafis, dalam sambutannya, menyampaikan makna penting dari perayaan ini.

“Bersama-sama kita merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw. Kita sering kali merayakan maulid di Jakarta, tanda bahwa cahaya Rasulullah selalu membersamai kita,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Syekh KH Muhammad Danial Nafis menekankan tradisi yang telah dilakukan oleh Jatman wilayah Jakarta.

“Kami mengadakan acara ini khusus untuk menghormati Rasulullah Saw. Kami memiliki tradisi setiap Maulid Rasulullah, selalu diawali dengan khataman Kitab Syamail dan kitab Sirah. Ini adalah bentuk penghormatan dan penghayatan atas kehidupan Rasulullah,” katanya.

Dalam acara tersebut, Syekh Ahmed Saad al-Hasani al-Azhari juga memberikan penjelasan mengenai pentingnya mengenal Rasulullah melalui qasidah Burdah.

“Mengenal melalui sanad tidak seperti melihat Rasulullah. Melihat Rasulullah sekali saja akan mendapatkan hidayah, dan ketika sering melihatnya, kita akan mencintainya,” ujarnya.

Beliau menekankan bahwa membaca qasidah Burdah, yang merupakan pujian kepada Nabi, dapat membantu umat untuk merasakan kehadiran dan cinta terhadap Rasulullah.

“Maka, dengan kita mengulang-ulang qasidah Burdah seakan-akan kita melihat Rasulullah dan mencintainya. Ketika kita membaca Burdah, mesti kita hadirkan burdah agar hati kita terikat dengan Burdah,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain