Jakarta, Aktual.co – Dalam sebuah berita, Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyatakan bahwa kabinetnya mendatang bukan pro pasar, melainkan pro rakyat. Namun, Jokowi diminta benar-benar serius dengan hal ini, bukan cuma menjadikan jargon belaka.‎

Peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Gede Sandra mengatakan, ‎jika benar kabiner Jokowi tidak pro pasar, maka sangat layak disebut kabinet Jokowi dinamakan kabinet Trisakti. 

‎”Dengan tidak mengambil haluan ekonomi pasar, maka kabinet tersebut sudah konsisten menerapkan salah satu sakti, yaitu berdikari dalam ekonomi. Karena itu, sebaiknya dalam kabinet itu tidak boleh ada para akademisi dan ekonom penganjur pasar bebas,” kata Gede kepada Aktual.co, Selasa (21/10).

‎Di antara para akademisi dan ekonom Neoliberal itu adalah Sri Mulyani, Chatib Basri, Kuntoro Mangkusubroto dan Darmin Nasution. Akan sangat sulit bagi Jokowi untuk wujudkan Trisakti dengan keberadaan orang-orang tersebut.

‎”Akan sulit, sebab mereka didukung oleh lembaga-lembaga internasional penyokong neoliberalisme seperti Bank Dunia dan IMF maupun oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris dan lain-lain,” tegas Gede.