Sejumlah bus Metromini menunggu penumpang di Terminal Bus Blok M, Jakarta Selatan, Rabu(6/4/2016). Organisasi Angkutan Darat (Organda) secara resmi menurunkan tarif sejumlah moda angkutan umum yang beroperasi di DKI Jakarta menyusul penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar yang mulai diterapkan di awal April ini.

Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan sebanyak 150 unit bus bermerek Scania rencananya akan dioperasikan untuk menggantikan angkutan umum reguler di wilayah ibukota.

“Sampai akhir tahun ini kami ingin membeli 150 bus merek Scania jenis lower deck (deck rendah) yang akan menggantikan angkutan umum reguler, seperti Kopaja, Metromini, Kopami dan Koantas Bima,” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (3/10).

Dengan penggantian jenis bus tersebut, Cagub Petahana yang diusung oleh PDIP, Golkar, Hanura, dan Nasdem itu pun mengharapkan kedepannya akan semakin banyak pengusaha angkutan umum di ibukota yang bergabung dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

“Oleh karena itu, kami minta semua pengusaha angkutan umum bergabung dengan Transjakarta. Dengan begitu, usaha bisa terus berjalan dan kita bisa terapkan sistem rupiah per kilometer,” tutur Ahok.

Sementara itu, Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengungkapkan ratusan unit bus jenis baru tersebut nantinya akan dioperasikan di sejumlah rute baru yang sudah disiapkan oleh Transjakarta.

“Kami sudah siapkan sejumlah rute baru yang akan dilalui bus-bus baru itu, diantaranya Taman Surapati-Tugu Tani-Stasiun Juanda-Bundaran Hotel Indonesia (HI),” ungkap Budi.

Bus Scania tipe Low Entry K250 merupakan bus premium asal Swedia dan diproduksi di dalam negeri oleh PT United Tractors Pandu Engineering dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD) dan berkolaborasi dengan salah satu perusahaan karoseri di Indonesia.

Selain deck yang rendah, bus tersebut juga telah dilengkapi dengan berbagai fitur keselamatan, diantaranya Electronic Brake System (EBS) dan Anti Lock Brake System (ABS), retarder, bus stop brake dan hill hold yang membuat bus tidak mengalami roll back saat berhenti di tanjakan.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan