Madura, Aktual.co — Meminta hujan lewat adu otot. Itulah yang terjadi di Desa Nylabu Laok, Kota Pamekasan, Madura. Adu otot itu dikenal dengan tradisi Okol, dalam bahasa Indonesia disebut gulat tradisional,.

Okol ini akan berlangsung bergiliran di pedesaan di Pamekasan, yang akan dihentikan jika hujan telah mengguyur bumi Pamekasan.

Para pemain maupun penonton seolah tak peduli dengan terik matahari yang sangat menyengat . Maklum, Okol memang digelar seusai azan Ashar. Udara gerah, dengan sengatan terik matahari, tak menyurutkan pemain dan penonton. Mereka justru makin mendesak maju hingga mendekati ring.

Pemain Okol  wajib membuka baju, mereka juga harus mematuhi aturan main. Sebelum bertanding, pengarah permainan memeriksa kuku tangan. Pemain juga diharuskan melepas aksesoris seperti gelang dan arloji. Setelah itu, pengarah permainan memberikan aturan main Okol, yakni peserta dilarang menggigit, peserta juga dilarang meninju dan memukul lawan mainnya.